Trump Jatuhkan Tarif Tinggi ke Brasil, Perang Dagang Meluas

Presiden AS Donald Trump kembali mengguncang dunia perdagangan dengan memberlakukan tarif sebesar 50% terhadap produk asal Brasil, efektif mulai 1 Agustus. Keputusan ini diumumkan melalui surat yang dikirimkan kepada Presiden Brasil, Luiz InĂ¡cio Lula da Silva.

Kemarahan Trump dipicu oleh ketidakpuasannya terhadap proses hukum yang disebutnya sebagai "perburuan penyihir" terhadap Jair Bolsonaro, pendahulu Lula. Selain itu, Trump juga menuntut investigasi atas praktik perdagangan yang dianggap tidak adil, yang berpotensi memicu tarif yang lebih tinggi di masa depan.

Trump mengecam apa yang disebutnya sebagai "perintah sensor rahasia dan melanggar hukum" terhadap platform media sosial AS, merujuk pada putusan Mahkamah Agung Brasil yang berpotensi meminta pertanggungjawaban platform atas konten penggunanya.

"Serangan Brasil terhadap pemilu bebas dan hak kebebasan berbicara warga Amerika adalah tidak dapat diterima," tegas Trump dalam surat tersebut.

Brasil adalah mitra dagang AS terbesar ke-15, dengan total nilai perdagangan mencapai US$ 92 miliar pada tahun 2024. AS sendiri menikmati surplus perdagangan sebesar US$ 7,4 miliar dengan Brasil.

Selain Brasil, Trump juga menerapkan tarif baru kepada beberapa negara lain, termasuk Filipina (20%), Sri Lanka, Aljazair, Irak, Libya (30%), Brunei dan Moldova (25%). Korea Selatan dan Jepang juga terkena tarif 25%, sementara Indonesia dikenakan tarif 32%, yang berlaku efektif 1 Agustus kecuali ada kesepakatan perdagangan yang tercapai.

Keputusan ini merupakan bagian dari strategi Trump untuk memperluas perang dagangnya, termasuk pengenaan tarif 50% untuk tembaga impor dan potensi pungutan terhadap semikonduktor dan farmasi.

Peluang Kesepakatan dengan Uni Eropa

Di sisi lain, Trump mengisyaratkan kemajuan dalam negosiasi dengan Uni Eropa (UE). Ia menyatakan "mungkin" akan mengumumkan tarif yang akan dikenakan pada ekspor UE ke AS dalam dua hari mendatang, menambahkan bahwa UE kini lebih kooperatif.

Kepala Perdagangan UE, Maros Sefcovic, mengkonfirmasi kemajuan yang baik dalam perundingan dan bahkan mengisyaratkan kesepakatan dapat dicapai dalam beberapa hari ke depan, dengan perpanjangan tenggat waktu hingga 1 Agustus.

Namun, Menteri Ekonomi Italia, Giancarlo Giorgetti, memperingatkan bahwa perundingan tersebut "sangat rumit" dan dapat berlanjut hingga batas waktu yang ditentukan. Negosiator AS dan UE sedang membahas berbagai langkah untuk melindungi industri otomotif Eropa, termasuk pemotongan tarif, kuota impor, dan kredit terhadap nilai ekspor produsen mobil UE ke AS.

Scroll to Top