Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendeklarasikan jeda pertempuran singkat selama perayaan Paskah dalam konflik dengan Ukraina. Pengumuman ini disambut dengan keraguan mendalam dari pihak Kyiv, mengingat perang memasuki fase penting dan negosiasi yang diinisiasi Amerika Serikat masih buntu.
Putin menyatakan "seluruh aksi permusuhan" akan dihentikan sementara, mulai pukul 18.00 waktu Moskow pada hari Sabtu, 19 April 2025 hingga tengah malam pada hari Senin, 21 April 2025. Ia berharap Ukraina akan mengikuti langkah yang sama, dan gencatan senjata ini akan membantu Rusia mengukur ketulusan Kyiv dalam upayanya mencapai penghentian pertempuran.
Namun, selang beberapa jam setelah deklarasi tersebut, pejabat Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia terus melancarkan serangan. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan bahwa operasi ofensif Rusia masih berlangsung di beberapa titik garis depan, dan artileri Rusia terus menembak.
Kyiv menanggapi deklarasi ini dengan skeptis. Zelensky menyoroti bahwa Putin belum menyetujui usulan gencatan senjata 30 hari yang diprakarsai AS. Ia menambahkan bahwa Ukraina akan bertindak serupa jika Rusia benar-benar siap bergabung dalam format diam total dan tanpa syarat. Diam akan dibalas dengan diam, dan serangan akan direspon dengan pembelaan. Zelensky juga mendesak agar gencatan senjata Paskah diperpanjang menjadi 30 hari.
"Ini akan menunjukkan niat sebenarnya Rusia, karena 30 jam hanya cukup untuk menjadi berita utama, tetapi tidak untuk langkah-langkah membangun kepercayaan yang nyata. Tiga puluh hari dapat memberi kesempatan pada perdamaian," katanya.
Penetapan waktu pengumuman ini juga memicu pertanyaan. Ini terjadi sehari setelah pemerintah AS mengindikasikan bahwa mereka mulai kehilangan kesabaran dengan Rusia dan Ukraina, dan beberapa jam setelah Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim pasukannya telah mengusir pasukan Ukraina dari salah satu pijakan terakhir mereka di wilayah Kursk Rusia, tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menyatakan bahwa ada riwayat panjang pernyataan Putin yang tidak sesuai dengan tindakannya. Ia menambahkan bahwa Rusia dapat menyetujui usulan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari, yang telah dibahas sejak Maret.
Kepala administrasi militer regional Kherson, Oleksandr Prokudin, melaporkan bahwa sebuah gedung tinggi di distrik Dniprovskyi di Kherson terbakar setelah diserang oleh pesawat tanpa awak. Pesawat tanpa awak Rusia juga menyerang desa Urozhayne dan Stanislav.
"Sayangnya, kami tidak mengamati adanya gencatan senjata. Penembakan terus berlanjut dan warga sipil kembali diserang," kata Prokudin. "Ini adalah konfirmasi lain bahwa Rusia tidak memiliki sesuatu yang sakral."