Misteri di Balik Celana Dalam Merah Superman: Ikonik atau Ketinggalan Zaman?

Superman, sang pahlawan super terkemuka, selalu menjadi pusat perhatian. Kekuatan luar biasa, kemampuan terbang, dan asal-usul aliennya adalah sebagian kecil dari daya tariknya. Namun, ada satu elemen kostum yang tak lekang oleh waktu dan terus memicu perdebatan: celana dalam merah yang dikenakan di luar.

Kostum ini telah menjadi ciri khas Superman selama puluhan tahun, sekaligus menjadi sumber lelucon. Bahkan, saat Zack Snyder menghadirkan versi yang lebih gelap dan realistis dalam Man of Steel (2013), celana dalam merah menjadi yang pertama dihilangkan.

Padahal, Snyder sendiri mengaku ingin mempertahankannya. Namun, studio memiliki visi lain, menghasilkan kostum yang lebih ramping tanpa ornamen yang dianggap berlebihan.

Lantas, mengapa Superman memiliki kostum yang begitu unik sejak awal? Mari kita telusuri sejarah, makna, dan warisan celana dalam luar ini.

Inspirasi dari Dunia Sirkus dan Gulat

Jika Anda pernah melihat poster sirkus klasik, Anda mungkin akrab dengan penampilan pria kuat yang mengenakan celana ketat, memamerkan otot, dan tentu saja, celana dalam di luar. Gaya ini dulu melambangkan kekuatan, kejantanan, dan performa.

Ketika Jerry Siegel dan Joe Shuster menciptakan Superman pada tahun 1938, mereka terinspirasi langsung oleh gaya visual para pemain sirkus dan pegulat profesional. Inilah mengapa Superman pertama kali muncul di Action Comics #1 dengan setelan biru ketat, jubah merah, dan celana dalam merah di luar.

Meskipun logo ‘S’ di dadanya sempat mengalami perubahan bentuk di awal komik, celana dalam merah justru tetap konsisten selama puluhan tahun, dari tahun 1938 hingga 2018.

Lebih dari Sekadar Gaya: Simbol Maskulinitas

Celana dalam di luar bukan sekadar pernyataan mode. Ia menjadi bagian dari bahasa visual pahlawan super. Ketika karakter-karakter lain seperti Batman dan Wonder Woman muncul, mereka juga memiliki elemen serupa karena itu adalah standar desain pada masa itu.

Menariknya, dalam komik DC Rebirth, ketika putra Clark Kent, Jon Kent (alias Superboy), menemukan kostum lama Superman, dia bertanya: "Kenapa ayah pakai celana dalam di luar?"

Jawaban Superman? Santai. Menurutnya, itu bukan celana dalam, melainkan bagian dari kostum yang dijahit menyatu. Bukan aksesoris tambahan, melainkan penanda identitasnya sebagai Superman.

Evolusi Kostum di Layar dan Komik

Dalam film Man of Steel, kostum Superman digambarkan sebagai pakaian asli dari Krypton, semacam baju lapis kulit berteknologi tinggi yang diwariskan oleh ayahnya, Jor-El. Tidak ada jahitan, tidak ada garis pinggang, apalagi celana luar.

Di versi komik New 52, yang lebih kekanak-kanakan, ibunya, Martha Kent, menjahit kostum dari bahan pesawat luar angkasa Clark. Sebuah sentuhan manis, namun memberikan kesan lucu.

Versi paling unik muncul ketika Superman sudah menjadi ayah. Di DC Rebirth, setelah lama tidak mengenakan kostum klasik, Clark akhirnya kembali mengenakan setelan biru-merah dengan celana luar. Putranya langsung menggoda habis-habisan. Namun, melalui lelucon itu, komik menyentuh tema yang lebih dalam tentang warisan dan bagaimana anak-anak melihat sosok ayah mereka.

James Gunn Membawa Kembali Kostum Klasik

James Gunn, nahkoda baru DC Universe, membawa Superman kembali ke era klasik, terutama dalam hal kostum. Kostum terbaru yang dikenakan oleh David Corenswet mirip dengan yang dipakai Christopher Reeve di era 1970-an dan 1980-an. Keduanya memiliki semangat yang sama: warna cerah dan logo ‘S’ besar di dada.

Kostum Reeve bisa dibilang sangat sederhana, tanpa ornamen tambahan atau tekstur berlebihan. Sementara itu, kostum Corenswet, meskipun warnanya cerah dan vibe-nya lebih optimis ketimbang versi gelap era Snyder, mengandung banyak detail modern. Ada garis-garis timbul, panel tambahan, bahkan tekstur yang membuat kostumnya tampak seperti hasil pabrik super canggih di Krypton – dan tentu saja, celana dalam di luar.

Scroll to Top