Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia berduka atas meninggalnya ADP (39), seorang diplomat muda yang ditemukan dalam kondisi tragis. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi rekan-rekan sejawat, terutama di Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI).
Dalam upacara pelepasan jenazah di Banguntapan, Bantul, DIY, seorang perwakilan Kemlu menyampaikan kesaksian tentang dedikasi almarhum. ADP dikenal sebagai sosok pekerja keras, berdedikasi tinggi, dan selalu siap membantu WNI yang mengalami kesulitan di luar negeri.
Sejak bergabung dengan Kemlu pada tahun 2014, almarhum telah mengemban tugas di berbagai negara, termasuk Timor Leste dan Argentina. Selama bertugas di Direktorat Perlindungan WNI, ia terlibat langsung dalam berbagai misi kemanusiaan, mulai dari memulangkan anak-anak terlantar dari Taiwan, mengevakuasi WNI saat gempa di Turki, hingga membantu evakuasi dari Iran.
Kepergian ADP terasa semakin pilu karena ia seharusnya bersiap untuk bertugas di KBRI Helsinki pada akhir bulan ini. Acara perpisahan yang telah direncanakan berubah menjadi momen duka yang mendalam.
Jenazah ADP dimakamkan di Tempat Pemakaman Sunthen, Jomblangan, Banguntapan, Bantul. Rekan-rekan kerja turut mengantarkan jenazah hingga ke peristirahatan terakhir.
Semasa hidupnya, ADP juga pernah menjadi saksi dalam sidang perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Jepang. Namun, pihak Kemlu meminta agar kasus ini tidak dikaitkan dengan kematiannya, dan menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kepada pihak kepolisian.
ADP ditemukan meninggal dunia di sebuah kos di Menteng, Jakarta Pusat, dengan kondisi wajah terbungkus lakban. Meskipun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad korban, dan barang-barang miliknya tidak ada yang hilang, polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematiannya.