Menopause Dini: Mengapa Perempuan Asia Selatan Mengalami Lebih Awal?

New Delhi – Banyak perempuan Asia Selatan mengalami menopause lebih cepat dari perkiraan. Sumrin Kalia, seorang perempuan Pakistan yang menikah muda dan memiliki banyak anak di usia muda, mengalami menopause di usia 37 tahun. Usia ini jauh di bawah rata-rata global, yang berkisar antara 45 hingga 55 tahun.

Pengalaman serupa juga dialami perempuan Asia Selatan lainnya. Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa perempuan keturunan Asia Selatan di sana mengalami menopause pada usia 48-49 tahun, lebih awal dari rata-rata di AS yaitu 52 tahun. Di Asia Selatan sendiri, seperti India dan Pakistan, perempuan umumnya mengalami menopause sekitar usia 46-47 tahun, dengan gejala perimenopause yang muncul lebih awal.

Faktor-faktor Penyebab Menopause Dini

Pakar kesehatan hormonal, Dr. Palwasha Khan, menjelaskan bahwa faktor genetik memainkan peran penting. Perempuan cenderung mengalami menopause pada usia yang mirip dengan ibu mereka. Selain itu, penurunan kadar vitamin D yang cepat di kalangan perempuan Asia Selatan dapat memperburuk masalah kesehatan kronis terkait penuaan. Kegagalan ovarium dini, seringkali diperparah oleh masalah medis yang tidak terdiagnosis dan kurangnya akses ke layanan kesehatan berkualitas sejak usia muda, juga berkontribusi.

Tekanan Sosial dan Kesehatan yang Terabaikan

Di Asia Selatan, norma sosial yang mendorong perempuan untuk segera memiliki anak setelah menikah seringkali mengorbankan kesehatan jangka panjang mereka. Kesehatan perempuan seringkali diabaikan, dan kesadaran tentang kesehatan hormonal sangat minim. Terapi penggantian hormon (HRT) masih sangat jarang digunakan. Fokus berlebihan pada kesuburan kerap mengesampingkan percakapan tentang menopause dan kesejahteraan perempuan.

Dampak Emosional yang Signifikan

Menopause dini juga berdampak emosional yang besar. Sabina Qazi, seorang perempuan Pakistan yang mengalami menopause akibat histerektomi radikal, menceritakan kesulitan kognitif dan emosional yang ia alami. Ia merasa terus-menerus harus membuktikan dirinya tidak bodoh. Minimnya perhatian terhadap dampak jangka panjang dari prosedur medis tersebut sangat mengecewakan baginya. Ia nyaris tidak mendapat dukungan dari komunitasnya, dan teman-teman terdekat justru meremehkan pengalamannya.

Beban Ganda yang Mempercepat Penuaan

Dr. Khan menekankan bahwa penyakit kronis, stres, masalah kesehatan mental, dan tekanan sosial saling berkaitan dan mempercepat proses penuaan pada perempuan Asia Selatan. Beban dari masyarakat, ibu mertua, dan ekspektasi sosial yang tak henti-hentinya membuat mereka menua lebih cepat. Banyak perempuan menghadapi ekspektasi sosial yang tak henti-hentinya dan minim dukungan, yang memperburuk tantangan kesehatan fisik dan mental. Akibatnya, banyak perempuan merasa marah dan kelelahan secara terus-menerus.

Scroll to Top