Waspada! Bahaya Tersembunyi di Balik Sengatan Panas Matahari

Cuaca panas ekstrem bukan hanya soal ketidaknyamanan. Lebih dari itu, paparan sinar matahari berlebihan dapat memicu serangkaian masalah kesehatan serius jika tidak diantisipasi dengan tepat. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan risiko yang mengintai.

Salah satu ancaman utama adalah peningkatan risiko kanker kulit. Sinar ultraviolet (UV) yang diserap kulit menjadi penyebabnya. Dimulai dari gejala ringan seperti kulit kemerahan dan terbakar (sunburn), masalah ini bisa berkembang menjadi kanker kulit yang mematikan.

Sunburn sendiri bukan masalah sepele. Kondisi ini ditandai dengan kulit yang memerah, terasa perih saat disentuh, dan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam kasus yang parah, sunburn bahkan memerlukan penanganan medis khusus, terutama jika kulit mulai mengelupas atau terasa panas terus-menerus.

Selain itu, paparan sinar matahari yang berlebihan juga dapat menyebabkan pingsan. Penurunan aliran darah ke otak secara tiba-tiba akibat reaksi tubuh terhadap panas ekstrem menjadi penyebabnya.

Mata pun tak luput dari ancaman. Sinar UV dapat merusak kornea, menyebabkan gangguan penglihatan seperti pandangan buram. Paparan terus-menerus dapat meningkatkan risiko katarak, melanoma, bahkan kanker mata.

Yang terparah adalah heat stroke, kondisi kegawatdaruratan yang ditandai dengan suhu tubuh melonjak drastis hingga di atas 40°C, disertai gangguan pada sistem saraf pusat. Tanda-tandanya meliputi kebingungan, mimisan, gangguan pernapasan, detak jantung yang meningkat, rasa berdebar-debar, hingga tekanan darah menurun (hipotensi). Heat stroke terjadi akibat kegagalan sistem pengaturan suhu tubuh dalam menghadapi cuaca panas ekstrem, termasuk kegagalan kerja jantung dan pembuluh darah.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih waspada dan melindungi diri dari paparan sinar matahari berlebihan. Kesehatan adalah investasi berharga.

Scroll to Top