Harga Minyak Dunia Meroket: Harapan Kesepakatan Dagang dan Sanksi Iran Jadi Pendorong

Harga minyak mentah dunia mencatatkan kinerja positif sepanjang pekan ini, didorong oleh optimisme kesepakatan perdagangan global dan sanksi baru terhadap Iran yang memicu kekhawatiran pasokan.

Pada perdagangan Kamis (17 April 2025), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melonjak 3,54% mencapai US$64,68 per barel, dengan kenaikan mingguan sebesar 5,17%. Sementara itu, minyak mentah Brent juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 3,20% menjadi US$67,96 per barel, membukukan kenaikan mingguan sebesar 4,94%.

Kenaikan harga minyak didukung oleh sentimen positif terkait potensi kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), serta dampak sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni di Washington menghasilkan pernyataan optimis tentang penyelesaian ketegangan perdagangan antara AS dan Eropa.

Trump menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan dengan Eropa akan tercapai dengan mudah, karena AS memiliki aset yang diinginkan semua pihak. Potensi kesepakatan dagang dengan UE diharapkan dapat membatasi penurunan permintaan minyak akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS.

Sanksi yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump terhadap kilang minyak independen kecil di China, yang dikenal sebagai "teko", meningkatkan tekanan terhadap Iran di tengah perundingan program nuklirnya. Sanksi ini berpotensi mengurangi pasokan minyak ke pasar.

Selain itu, Washington juga menjatuhkan sanksi tambahan terhadap beberapa perusahaan dan kapal yang terlibat dalam pengiriman minyak Iran ke China.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengumumkan bahwa mereka telah menerima rencana dari Irak, Kazakhstan, dan negara-negara lain untuk melakukan pemangkasan produksi lebih lanjut sebagai kompensasi atas produksi yang melebihi kuota. OPEC+ menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas pasar dengan fleksibilitas untuk memangkas produksi jika diperlukan.

Meskipun demikian, OPEC, Badan Energi Internasional (IEA), dan beberapa bank besar seperti Goldman Sachs dan JPMorgan telah merevisi turun perkiraan harga minyak dan pertumbuhan permintaan minyak akibat dampak tarif AS dan tindakan balasan dari negara lain terhadap perdagangan global.

Scroll to Top