Waspada! Lemak Trans Mengintai dalam Pangan Olahan Populer di Indonesia

Jakarta – Masyarakat Indonesia perlu lebih waspada terhadap kandungan lemak trans dalam makanan sehari-hari. Studi terbaru mengungkap, pangan olahan dan siap saji yang beredar di Indonesia umumnya mengandung lemak trans melebihi ambang batas aman.

Menurut temuan, banyak produk mengandung lemak trans di atas dua persen. Padahal, konsumsi lemak trans berlebihan dapat memicu masalah kesehatan serius, termasuk serangan jantung dan penyakit jantung koroner. WHO merekomendasikan asupan lemak trans tidak lebih dari satu persen dari total energi harian, atau sekitar 2,2 gram per hari untuk diet 2.000 kalori.

Tidak hanya makanan siap saji, kandungan lemak trans tinggi juga ditemukan dalam biskuit, wafer, dan berbagai jenis kue.

Analisis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa biskuit pie dengan kandungan margarin dan baking fat dapat mengandung hingga 9,34 gram lemak trans. Wafer cokelat dengan krim cokelat juga memiliki kandungan lemak trans signifikan, berasal dari lemak inti sawit terhidrogenasi (setara dengan 2,38 gram lemak trans) serta lemak nabati dan margarin (2,33 gram lemak trans).

Berikut adalah daftar makanan lain dengan kandungan lemak trans tinggi:

Roti Maryam

  • Mengandung margarin
  • Kandungan lemak trans: 4,50 gram per 100 gram

Martabak Cokelat

  • Mengandung margarin
  • Kandungan lemak trans: 6,48 gram per 100 gram

Croissant Pastry, Danish Pastry

  • Mengandung margarin, baking fat
  • Kandungan lemak trans: 4,19 gram per 100 gram

Croissant Isi Cokelat

  • Mengandung margarin
  • Kandungan lemak trans: 5,34 gram per 100 gram

Masyarakat diimbau untuk lebih cermat dalam memilih makanan dan memperhatikan label nutrisi untuk membatasi asupan lemak trans demi menjaga kesehatan jantung dan mencegah penyakit kronis.

Scroll to Top