Kejaksaan Agung (Kejagung) kembali menetapkan tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina. Kali ini, pengusaha Mohammad Riza Chalid menjadi salah satu dari sembilan tersangka baru yang diumumkan. Kasus ini diperkirakan merugikan negara hingga Rp 285 triliun.
Penetapan tersangka diumumkan langsung oleh Dirdik pada Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar. Riza Chalid, yang dikenal sebagai beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa dan PT Orbit Terminal Mohammad Riza Chalid (MRC), diduga terlibat dalam praktik korupsi yang merugikan negara. Kejagung menyatakan bahwa Riza telah tiga kali mangkir dari panggilan pemeriksaan.
Saat ini, Riza Chalid diketahui berada di Singapura. Kejagung telah berkoordinasi dengan Kejaksaan Singapura untuk melacak keberadaannya. "Kami sudah bekerja sama dengan perwakilan kejaksaan Indonesia di luar negeri, khususnya di Singapura. Kami sudah ambil langkah-langkah, karena informasinya ada di sana," ujar Qohar.
Modus operandi yang dilakukan Riza Chalid bersama tersangka lainnya adalah dengan menyepakati kerja sama penyewaan terminal BBM tangki Merak, yang dilakukan dengan intervensi kebijakan tata kelola PT Pertamina. Kesepakatan tersebut berupa memasukkan rencana kerja sama penyewaan terminal BBM Merak, padahal saat itu PT Pertamina belum membutuhkan tambahan penyimpanan stok BBM.
"Kemudian menghilangkan skema kepemilikan aset terminal BBM Merak dalam kontrak kerja sama serta menetapkan harga kontrak yang sangat tinggi," jelas Qohar.
Total kerugian akibat korupsi ini mencapai Rp 285.017.731.964.389, meningkat signifikan dari angka sebelumnya yang diumumkan, yaitu Rp 193,7 triliun.
Dengan ditetapkannya Riza Chalid dan delapan orang lainnya, daftar tersangka dalam kasus korupsi minyak mentah ini menjadi semakin panjang. Sebelumnya, anak Riza, Muhammad Kerry Andrianto Riza, juga telah ditetapkan sebagai tersangka.
Berikut daftar lengkap 18 tersangka dalam kasus korupsi minyak mentah:
- Riva Siahaan (RS), Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga
- Sani Dinar Saifuddin (SDS), Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional
- Yoki Firnandi (YF), Direktur Utama PT Pertamina International Shipping
- Agus Purwono (AP), VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional
- Maya Kusmaya (MK), Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga
- Edward Corne (EC), VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga
- Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR), beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa
- Dimas Werhaspati (DW), Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim
- Gading Ramadhan Joedo (GRJ), Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak
- Alfian Nasution (AN), VP Supply dan Distribusi PT Pertamina (Persero) tahun 2011-2015.
- Hanung Budya Yuktyanta (HB), Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) tahun 2014.
- Toto Nugroho (TN), VP Intermediate Supply PT Pertamina (Persero) tahun 2017-2018.
- Dwi Sudarsono (DS), VP Product Trading ISC Pertamina tahun 2019-2020
- Arief Sukmara (AS), Direktur Gas, Petrokimia & Bisnis Baru PT Pertamina International Shipping (PIS)
- Hasto Wibowo (HW), SVP Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina tahun 2018-2020.
- Martin Haendra Nata (MH), Business Development Manager PT Trafigura tahun 2019-2021.
- Indra Putra Harsono (IP), Business Development Manager PT Mahameru Kencana Abadi.
- Mohammad Riza Chalid (MRC), Beneficial Owners PT Tanki Merak dan PT Orbit Terminal Merak.