Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan pasukannya berhasil melenyapkan seorang serdadu Israel di Khan Younis, Gaza selatan. Upaya untuk menangkap tentara tersebut sebelumnya gagal akibat situasi medan perang yang sulit.
Pihak Israel sendiri telah mengonfirmasi kematian tentaranya. Insiden ini menjadi yang pertama dalam lebih dari setahun terakhir dan merupakan bagian dari peningkatan operasi perlawanan Palestina, sebagai respon atas agresi Israel di Gaza.
Menurut laporan, sejak dimulainya kembali serangan Israel di Gaza pada 18 Maret, puluhan tentara Israel telah kehilangan nyawa di wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya, Brigade al-Qassam menjelaskan bahwa serangan itu menargetkan sekelompok tentara dan kendaraan militer Israel di daerah Abasan al-Kabira, sebelah timur Khan Younis. Pasukan Hamas mengklaim telah menghantam sebuah tank Merkava, pengangkut personel lapis baja, dan dua buldoser militer menggunakan peluru Al Yassin 105.
Setelah serangan tersebut, pejuang Hamas dikabarkan mendekati tentara musuh dan terlibat pertempuran sengit. Mereka mencoba menangkap salah seorang tentara, namun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan memaksa mereka untuk membunuhnya dan mengambil senjatanya.
Sementara itu, Hamas juga menyampaikan bahwa mereka telah setuju untuk membebaskan sejumlah sandera sebagai bagian dari upaya gencatan senjata yang tengah dinegosiasikan dengan Israel. Negosiasi ini dilaporkan berjalan sulit akibat sikap keras kepala Israel. Beberapa poin krusial dalam perundingan yang berlangsung di Doha, Qatar, mencakup kelancaran bantuan kemanusiaan, penarikan pasukan Israel dari Gaza, dan jaminan kuat untuk gencatan senjata permanen.
Sebelumnya, tokoh penting dari Amerika Serikat menyatakan adanya peluang besar untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dalam waktu dekat. Seorang petinggi militer Israel juga mengindikasikan bahwa kondisi yang mendukung kemajuan kesepakatan pembebasan sandera telah tercipta, seiring dengan berlangsungnya negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas. Pihaknya mengklaim telah mencapai banyak hasil signifikan dan menyebabkan kerusakan besar pada pemerintahan serta kemampuan militer Hamas.