TEL AVIV – Ketegangan antara Israel dan Iran kembali memanas. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyampaikan ancaman keras kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei. Katz menegaskan bahwa militer Israel siap melancarkan serangan yang lebih dahsyat ke Iran jika negara tersebut terus menguji kesabaran Israel.
Dalam pidatonya di upacara wisuda pilot Angkatan Udara Israel (IAF), Katz menyatakan bahwa para pilot baru ini adalah simbol kekuatan IDF yang mampu menjangkau dan menyerang Iran di mana pun. "Lulusan ini adalah pesan langsung kepada diktator Khamenei dan para Ayatollah bahwa Angkatan Udara memiliki kekuatan penghancur jika Iran berani macam-macam," tegasnya.
Katz menambahkan, tidak ada tempat persembunyian bagi para pejabat Iran yang berpotensi merugikan Israel. "Tangan panjang Israel akan mencapai Anda di Teheran, Tabriz, Isfahan, di mana pun Anda mencoba mengancam. Tidak ada tempat untuk bersembunyi," ancamnya. "Jika kami harus kembali menyerang, kami akan melakukannya dengan kekuatan yang lebih besar," imbuhnya.
Komandan IAF, Mayor Jenderal Tomer Bar, juga menyoroti kemampuan angkatannya. "Kami telah menjembatani tantangan sejauh 1.800 kilometer dan mengubah Iran dari negara ‘lingkaran ketiga’ menjadi ‘lingkaran pertama’," ujarnya. Bar menegaskan bahwa kampanye militer belum berakhir dan mereka siap bertindak kapan pun dibutuhkan.
Ancaman ini muncul setelah Israel melancarkan serangan udara selama 12 hari terhadap Iran pada bulan Juni lalu, yang menimbulkan kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas. Gencatan senjata kemudian disepakati dengan mediasi Amerika Serikat.
Iran Balas Ancam
Sebelumnya, Panglima Militer Iran, Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi, juga mengeluarkan ancaman serupa. Mousavi menyatakan bahwa Iran siap meluncurkan serangan yang melumpuhkan Israel jika perang pecah lagi. Ia membantah klaim bahwa Israel mampu menghancurkan sistem pertahanan Iran dalam waktu 48 jam.
Mousavi menegaskan bahwa Iran memiliki rencana serangan yang akan menghancurkan Israel, namun rencana tersebut ditunda karena adanya gencatan senjata. "Jika terjadi kesalahan lagi, rencana ini akan dilaksanakan. Bahkan Amerika Serikat mungkin tidak dapat menyelamatkan Netanyahu," tandas Mousavi.