PBB: Pemangkasan Dana AIDS AS Ancam Kemajuan Puluhan Tahun

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa penghentian bantuan luar negeri oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump berpotensi menghancurkan capaian puluhan tahun dalam memerangi HIV/AIDS.

Laporan tahunan PBB mengenai HIV/AIDS menyebutkan bahwa penarikan dana secara mendadak dari program PEPFAR (Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS) dalam enam bulan terakhir telah menciptakan "guncangan sistemik."

PEPFAR, yang diluncurkan pada tahun 2003 oleh Presiden George W Bush, adalah komitmen terbesar yang pernah diberikan oleh sebuah negara untuk mengatasi satu penyakit. UNAIDS menyebut program ini sebagai "penyelamat" bagi negara-negara dengan tingkat HIV yang tinggi.

PBB memperingatkan bahwa jika pendanaan ini tidak diganti, diperkirakan akan ada enam juta infeksi HIV tambahan dan empat juta kematian terkait AIDS pada tahun 2029.

Laporan Global AIDS 2025 mencatat bahwa investasi yang dipimpin AS selama bertahun-tahun telah menurunkan angka kematian akibat AIDS ke titik terendah dalam lebih dari tiga dekade, menyediakan obat-obatan penyelamat jiwa bagi banyak orang yang rentan di dunia.

"Program-program HIV di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah terpukul oleh gangguan keuangan besar yang mengancam kemajuan yang telah dicapai," demikian bunyi laporan UNAIDS.

Laporan tersebut juga menyoroti faktor lain seperti perang, konflik, kesenjangan ekonomi, perubahan geopolitik, dan perubahan iklim yang membebani upaya global dalam penanggulangan HIV.

Meskipun infeksi HIV dan kematian terkait AIDS berada pada titik terendah dalam "lebih dari 30 tahun," UNAIDS menyatakan bahwa penurunan ini "tidak cukup" untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman publik pada tahun 2030.

Dana sebesar US$ 4 miliar yang dijanjikan AS untuk respons HIV global tahun 2025 hilang pada bulan Januari setelah Trump memerintahkan penangguhan semua bantuan asing dan menutup USAID.

Pemotongan dana ini berdampak besar, mengingat AS adalah donor bantuan kemanusiaan terbesar di dunia.

"Penarikan mendadak kontributor tunggal terbesar bagi respons HIV global mengganggu program pengobatan dan pencegahan di seluruh dunia," tegas laporan UNAIDS.

Laporan tersebut juga menjelaskan bahwa hilangnya dana bantuan AS telah "mengganggu rantai pasokan, menyebabkan penutupan fasilitas kesehatan, membuat ribuan klinik kesehatan kehilangan staf, menghambat program pencegahan, mengganggu upaya tes HIV, dan memaksa banyak organisasi masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan kegiatan terkait HIV."

Scroll to Top