Chris Columbus, sutradara film klasik Natal "Home Alone 2: Lost In New York," kembali mengutarakan pendapatnya mengenai adegan singkat yang menampilkan Donald Trump. Ia bahkan menyebut adegan tersebut sebagai "kutukan" yang sulit dihilangkan dari film.
Dalam wawancaranya, Columbus menyiratkan adanya tekanan politik jika ia mencoba menghapus kemunculan Trump. Adegan tersebut menampilkan Trump memberikan arahan kepada karakter Kevin McCallister di Hotel Plaza, yang kala itu merupakan properti miliknya.
Columbus mengungkapkan bahwa kehadiran Trump dalam film bukanlah keinginannya. Trump memberikan izin penggunaan Hotel Plaza sebagai lokasi syuting dengan syarat ia harus tampil dalam film. Columbus menambahkan bahwa kru film bersorak saat Trump muncul, sehingga ia menyetujuinya. Namun, kini ia merasa terbebani dengan adegan tersebut dan khawatir akan konsekuensi jika ia menghapusnya.
Pernyataan Columbus kembali memicu diskusi mengenai hubungan antara dunia hiburan dan politik. Film "Home Alone 2" sendiri terus diputar di berbagai negara setiap musim liburan.
Isu deportasi juga mencuat dalam konteks lain. Aktor Daryl Hannah mengklaim bahwa suaminya, musisi Neil Young, sempat mengalami kesulitan dalam proses naturalisasi menjadi warga negara Amerika Serikat selama masa pemerintahan Trump. Young, yang memiliki kewarganegaraan ganda Kanada-AS, bahkan khawatir akan dilarang kembali ke AS setelah tur Eropa karena kritik-kritiknya terhadap pemerintah.