Para astronom baru-baru ini dikejutkan dengan penemuan objek antarbintang ketiga yang pernah tercatat, bernama 3I/ATLAS. Penemuan ini memicu rasa ingin tahu besar tentang asal-usul, komposisi, dan perjalanannya di tata surya kita.
Penemuan yang Menggemparkan
3I/ATLAS pertama kali terdeteksi pada 1 Juli, menarik perhatian karena kecepatan dan lintasannya yang unik. Dalam waktu singkat, para ilmuwan memastikan bahwa objek ini bukan berasal dari tata surya kita dan akan segera melanjutkan perjalanannya melintasi ruang angkasa. Objek ini, yang kemungkinan besar adalah sebuah komet, melaju dengan kecepatan luar biasa, lebih dari 210.000 km/jam. Diprediksi akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada akhir Oktober, sebelum akhirnya kembali ke ruang antarbintang yang luas.
Bagaimana 3I/ATLAS Ditemukan?
Sistem deteksi otomatis ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System) yang berbasis di Hawaii, Chili, dan Afrika Selatan, berperan penting dalam penemuan ini. Data yang dikumpulkan antara 25 Juni dan 29 Juni mengungkap keberadaan 3I/ATLAS. Objek ini awalnya dikenal dengan nama A11pl3Z sebelum mendapatkan nama resminya. Upaya kolaboratif dari lebih dari 40 peneliti menghasilkan studi pertama tentang objek baru ini, yang diunggah ke server pra-cetak arXiv pada 3 Juli.
Misteri 3I/ATLAS Terungkap
Awalnya dianggap sebagai asteroid, observasi lebih lanjut menunjukkan bahwa 3I/ATLAS lebih mirip komet. Minor Planet Center dari International Astronomical Union mengindikasikan adanya aktivitas komet, termasuk koma (awan gas dan es cerah) dan struktur seperti ekor. Usulan nama kometnya adalah C/2025 N1 (ATLAS).
Yang membedakan 3I/ATLAS dari pendahulunya adalah ukurannya yang luar biasa. Diameter komet dan komanya diperkirakan mencapai 24 kilometer, jauh lebih besar dari Oumuamua atau Komet Borisov. Objek ini juga bergerak lebih cepat dan memiliki jalur yang lebih lurus. 3I/ATLAS memasuki tata surya dari sisi, tegak lurus terhadap jalur Matahari.
Apakah 3I/ATLAS Berbahaya Bagi Bumi?
Saat ditemukan, 3I/ATLAS berada pada jarak 4,5 unit astronomi (AU) dari Matahari. Objek ini akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada jarak 1,5 AU pada 30 Oktober dan akan mendekati Mars pada jarak 0,4 AU. Meskipun akan mendekati Bumi pada bulan Desember, komet ini tidak menimbulkan bahaya dan akan tetap berada pada jarak minimum setidaknya 1,6 AU. Seiring mendekatnya Matahari, 3I/ATLAS akan menjadi lebih terang dan berpotensi terlihat oleh pengamat bintang dalam beberapa bulan mendatang.
Asal Usul yang Masih Menjadi Misteri
Para ilmuwan tertarik untuk mengetahui asal usul 3I/ATLAS. Sebuah studi menunjukkan bahwa objek ini mungkin berasal dari piringan tebal Galaksi Bima Sakti, tempat sekitar dua pertiga bintang di galaksi kita berada. Namun, diperlukan lebih banyak data untuk menentukan lokasi asalnya dengan lebih pasti.
Bukan Kendaraan Alien
Kemungkinan 3I/ATLAS terkait dengan peradaban luar angkasa sangat kecil. Tidak seperti spekulasi tentang Oumuamua pada tahun 2017, perilaku 3I/ATLAS sesuai dengan komet pada umumnya.
Penemuan 3I/ATLAS menawarkan kesempatan unik bagi para ilmuwan untuk mempelajari objek antarbintang dan lebih memahami asal usul serta komposisi alam semesta kita.