Pekanbaru menjadi saksi bisu momen bersejarah ketika Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dianugerahi Anugerah Adat Ingatan Budi oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR). Prosesi sakral ini berlangsung di Balairung Tenas Effendy Balai Adat LAMR, disaksikan oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Gubernur Riau Abdul Wahid, serta tokoh-tokoh masyarakat adat.
Dalam suasana khidmat, Jenderal Sigit bersama para pejabat duduk di tempat prosesi adat, mengikuti serangkaian acara yang dimulai dengan pembacaan doa. Syair yang mengagungkan kinerja Kapolri Jenderal Sigit dilantunkan oleh Puan Siska Armizka, menambah kekhusyukan acara.
Ketua Umum DPH LAMR Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil menyampaikan orasi, menjelaskan makna mendalam dari pemberian Anugerah Adat Ingatan Budi kepada Kapolri. Menurutnya, "budi" dalam budaya Melayu mengandung makna kemampuan kognitif yang memungkinkan kesadaran, persepsi, pertimbangan, dan ingatan, yang menjadi penggerak peradaban.
Budi dalam alam Melayu mencerminkan tingkah laku yang halus, toleransi, penghargaan, kebaikan, dan empati. Kata "budi" sendiri merupakan kata asli Melayu yang tidak mengalami perubahan dalam bahasa lain, melambangkan konsep yang kekal dan istimewa.
Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil mengutip peribahasa Melayu, "hutang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati," untuk menggambarkan betapa tingginya nilai budi dalam kehidupan masyarakat Melayu Riau. Budi juga tercermin dalam peribahasa lain seperti "Mau melihat orang berbangsa lihat kepada budi bahasa," yang menunjukkan keistimewaan seseorang yang menjunjung tinggi budi pekerti.