Investigasi awal kecelakaan Air India yang merenggut nyawa lebih dari 270 penumpang pada Juni 2025 mengungkap temuan mengejutkan. Laporan awal menunjukkan adanya anomali pada sakelar mesin sesaat setelah pesawat lepas landas.
Menurut laporan yang dirilis oleh tim investigasi kecelakaan penerbangan India, tiga detik setelah mengudara, sakelar pemutus bahan bakar mesin secara misterius beralih dari posisi "run" ke "cutoff". Akibatnya, suplai bahan bakar ke mesin terhenti.
Boeing 787 Dreamliner tersebut seketika kehilangan tenaga dan jatuh. Dalam rekaman suara kokpit, terdengar seorang pilot bertanya, "Mengapa mematikan bahan bakar?". Pilot lain menjawab bahwa ia "tidak melakukannya".
Meskipun begitu, di lokasi jatuhnya pesawat, kedua sakelar bahan bakar ditemukan dalam posisi "run". Investigasi juga menemukan indikasi bahwa kedua mesin sempat menyala kembali sebelum pesawat jatuh dari ketinggian rendah.
Kedua pilot yang bertugas adalah penerbang berpengalaman dengan jam terbang gabungan sekitar 19.000 jam, termasuk 9.000 jam di pesawat 787. Laporan awal ini belum dapat menjelaskan bagaimana sakelar tersebut bisa berpindah ke posisi cutoff pada penerbangan menuju London dari Ahmedabad, India.
Pakar keselamatan penerbangan menyoroti kejanggalan ini. Pertanyaan kunci yang muncul adalah mengapa sakelar dipindahkan dengan cara yang tidak sesuai dengan prosedur operasional standar. Apakah sakelar bergerak sendiri atau karena tindakan pilot? Dan jika pilot yang memindahkannya, apa alasannya?
Memindahkan sakelar ke posisi cutoff akan mematikan mesin secara instan. Tindakan ini umumnya dilakukan setelah pesawat tiba di gerbang bandara atau dalam situasi darurat, seperti kebakaran mesin. Laporan awal tidak mengindikasikan adanya keadaan darurat yang memerlukan penghentian mesin.
Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India menyatakan bahwa pada tahap investigasi ini, belum ada rekomendasi tindakan yang diberikan kepada operator dan produsen mesin Boeing 787-8 dan/atau GE GEnx-1B.
Investigasi atas kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam satu dekade ini masih berlanjut. Dua kotak hitam pesawat, yang berisi rekaman suara kokpit dan data penerbangan, telah ditemukan dan dianalisis untuk mengungkap penyebab pasti tragedi ini.
Data dari kotak hitam, seperti ketinggian, kecepatan udara, dan percakapan terakhir pilot, diharapkan dapat memberikan petunjuk penting. Investigasi lebih lanjut akan berfokus pada kemungkinan faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut. Laporan akhir investigasi diharapkan dapat diterbitkan dalam waktu satu tahun.