Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan siap melanjutkan bantuan persenjataan ke Ukraina, namun dengan skema yang berbeda. Setelah sempat menghebohkan publik dengan wacana penghentian suplai senjata ke Kyiv, Trump kini berencana menyalurkan bantuan melalui aliansi NATO.
Trump akan menjual senjata kepada negara-negara anggota NATO, dengan harapan senjata tersebut kemudian diteruskan ke Ukraina. Dalam sebuah wawancara, Trump menyatakan bahwa NATO akan menanggung biaya pengiriman senjata tersebut.
Rencana ini kabarnya telah dibahas bersama Ukraina dan Uni Eropa saat KTT NATO berlangsung. Penjualan senjata ini berpotensi mencakup persenjataan ofensif serta sistem pertahanan udara.
Meskipun demikian, detail pelaksanaan rencana ini masih belum jelas. Negara-negara anggota NATO pun disebut belum mengetahui secara pasti bagaimana skema ini akan diimplementasikan. Belum ada informasi mengenai kapan dan bagaimana senjata tersebut akan dikirimkan ke Ukraina.
Di sisi lain, Trump menegaskan komitmennya untuk tetap memberikan bantuan terbatas kepada Ukraina dalam rangka membela diri. Ia menilai tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah melewati batas.
Sebelumnya, pemerintah AS sempat menyatakan akan menghentikan sejumlah bantuan senjata utama ke Ukraina di tengah meningkatnya intensitas serangan Rusia. Peninjauan Kementerian Pertahanan AS menunjukkan bahwa stok amunisi mereka terbatas, dan beberapa pengiriman yang tertunda tidak akan dilanjutkan. Bantuan yang ditangguhkan termasuk rudal untuk sistem pertahanan udara Patriot, artileri presisi, dan rudal Hellfire.
Keputusan pembatasan bantuan militer ini muncul seiring dengan kebijakan pemangkasan anggaran yang dilakukan Trump, serta upayanya untuk menjadi mediator dalam konflik Rusia-Ukraina.