Nama Ahmad Dhani terus menghiasi berbagai pemberitaan sepanjang enam bulan pertama tahun 2025, dengan beragam isu yang menyertainya.
Perdebatan Royalti Musik (Maret-April)
Ahmad Dhani menjadi figur sentral dalam perdebatan sengit mengenai royalti musik, hak cipta, dan direct license bersama AKSI. Beberapa nama besar seperti Once Mekel dan Agnez Mo turut terseret dalam polemik ini.
Perseteruan ini kemudian memicu lahirnya VISI, sebuah organisasi yang memiliki pandangan berbeda dengan Ahmad Dhani, meskipun tujuan akhirnya tetap sama, yaitu menyoroti kinerja LMK. Hingga kini, AKSI dan VISI masih terus beradu argumen.
Laporan Polisi dari Rayen Pono (Mei)
Di tengah panasnya perdebatan royalti, Ahmad Dhani dilaporkan oleh Rayen Pono ke Bareskrim Polri. Kasus ini kemudian dilimpahkan ke Polda Metro Jaya pada akhir April 2025.
Penyebab pelaporan ini adalah tindakan Ahmad Dhani yang memelesetkan nama marga Rayen Pono menjadi "Rayen Porno" dalam sebuah undangan digital yang beredar di aplikasi chat. Tindakan yang diklaim sebagai typo ini berbuntut panjang, dengan Ahmad Dhani disangkakan pasal-pasal terkait penghinaan, diskriminasi ras dan etnis, serta pelanggaran UU ITE.
Pernikahan Akbar Al Ghazali (Juni)
Di tengah hiruk pikuk kontroversi, Ahmad Dhani membawa kabar bahagia dengan merencanakan pernikahan mewah putra pertamanya, Al Ghazali. Rangkaian acara pernikahan yang panjang dan megah menjadi sorotan publik.
Seperti biasa, Ahmad Dhani tak luput dari kontroversi. Momen ketika ia menyebut nama Maia Estianty dan suaminya, Irwan Mussry, terekam dan menjadi viral. Ia mengungkapkan kebahagiaannya bukan hanya karena pernikahan Al, tetapi juga karena ibunda Al mendapatkan suami yang lebih baik darinya.
Laporan terhadap Psikolog Lita Gading (Juli)
Setelah menyaksikan pernikahan putranya, Ahmad Dhani kembali muncul dengan langkah hukum. Kali ini, ia melaporkan psikolog Lita Gading atas dugaan eksploitasi anak dan pelanggaran UU ITE.
Laporan ini dipicu oleh konten yang dibuat Lita Gading yang menampilkan wajah SF, putri Ahmad Dhani dan Mulan Jameela. Pihak keluarga merasa konten tersebut memicu perundungan terhadap SF. Pengacara Ahmad Dhani menegaskan bahwa anak memiliki hak privasi dan tidak boleh dipublikasikan atau distigmatisasi karena perilaku orang tuanya.
Lita Gading menanggapi laporan ini dengan santai dan merasa kontennya tidak salah, melainkan justru mengedukasi dan melindungi SF dari perundungan warganet. Ia menegaskan tidak akan meminta maaf karena kontennya tidak melanggar aturan. Pengacara Lita Gading menambahkan bahwa video tersebut justru mengingatkan dan mengedukasi agar SF tidak tereksploitasi.