Dunia Menghilang: Ketika Realitas Hanya Simulasi

Kisah ini bermula dengan hilangnya JADES-GS-z14-0, galaksi yang berjarak 33 miliar tahun cahaya. Awalnya, dianggap hanya gangguan debu. Namun, fenomena aneh ini berlanjut, menelan lebih banyak objek langit. Quasar lenyap bersamaan dengan dua satelit Jupiter.

Kepanikan mencapai puncaknya saat Portugal, Prancis, dan Spanyol menghilang tanpa jejak. Ilmu pengetahuan tak berdaya menjelaskan atau mengatasi bencana ini. Andromeda, Venus, dan sebagian besar Asia Selatan menyusul, menghilang begitu saja.

Meskipun dilanda ketakutan, peradaban sempat bersatu. Konflik antar negara mereda, pemerintah bekerja sama mencari solusi. Namun, harapan pupus saat Bulan lenyap. Kekacauan dan kerusuhan melanda Bumi yang semakin menciut. Negara, gunung, dan lautan menghilang, digantikan oleh tepian luka yang menyatu aneh.

Kisah seorang pria dan istrinya menjadi pusat perhatian. Mereka mengurung diri di rumah, berjuang tanpa listrik dan air. Api unggun dari perabotan yang dibakar menjadi sumber kehangatan di dunia tanpa Matahari. Sang istri berdoa dan menangis, sementara sang suami terus menatap langit malam yang kosong, bertanya-tanya mengapa mereka pantas menerima semua ini.

Lalu, terungkaplah kebenaran pahit.

"Siap makan siang?" tanya seorang alien.

"Sebentar. Aku sedang mematikan THE SIM UNIVERSAL."

"Sudah lama kau menjalankan game itu."

"Iya. Aku perlu komputer baru. Lambat sekali mematikan program ini."

Kisah ini berakhir dengan kemungkinan bahwa realitas yang kita kenal hanyalah simulasi belaka, permainan yang akan segera diakhiri.

Scroll to Top