Pemerintah Genjot Stabilisasi Harga Beras Melalui SPHP dan Bantuan Pangan

Pemerintah mengambil langkah sigap untuk menekan kenaikan harga beras yang tengah terjadi dengan mengimplementasikan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta penyaluran bantuan pangan beras.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa masyarakat sudah dapat membeli beras SPHP di pasar tradisional sejak Sabtu, 12 Juli. Distribusi beras SPHP akan terus diperluas ke berbagai saluran, termasuk Gerakan Pangan Murah, Koperasi Merah Putih, dan kios pangan binaan pemerintah daerah.

Pantauan NFA menunjukkan bahwa beras SPHP sudah tersedia di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, hingga Papua. Intervensi pemerintah ini diharapkan dapat menstabilkan harga beras, dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau sesuai dengan peraturan.

Harga beras SPHP mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium yang ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2024. HET bervariasi, contohnya Rp 12.500/kg untuk wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. Beras SPHP umumnya dikemas dalam kemasan 5 kg.

Selain SPHP, pemerintah juga mulai menyalurkan bantuan pangan beras pada Juli 2025. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengumumkan penyaluran 360 ribu ton bantuan pangan beras sebagai program perlindungan sosial bagi keluarga rentan di seluruh Indonesia. Bantuan ini bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat, mengurangi beban rumah tangga, dan memastikan akses terhadap bahan pangan pokok.

Amran menekankan pentingnya pengawasan ketat terhadap penyaluran SPHP agar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. Bulog diminta berhati-hati agar tidak terjadi kebocoran atau pemanfaatan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini didasari oleh investigasi Satgas Pangan Bareskrim Polri terkait dugaan pelanggaran oleh produsen besar yang mengedarkan beras tidak sesuai standar.

SPHP dilaksanakan melalui distribusi ke pengecer pasar rakyat, koperasi desa, outlet pangan daerah, hingga Gerakan Pangan Murah.

Di sisi produksi, Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan produksi beras melalui program pompanisasi, bantuan benih tahan kekeringan, dan percepatan tanam. Produksi beras nasional pada Januari-Agustus 2025 diperkirakan mencapai 24,97 juta ton, meningkat 14,09% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar 21,88 juta ton.

Scroll to Top