Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, yang bertema "Memperkuat Kerja Sama Selatan Global untuk Tata Kelola yang Lebih Inklusif dan Berkelanjutan" berhasil membuat Amerika Serikat dan Presiden Donald Trump merasa terancam. Bahkan, Trump dikabarkan memberikan ancaman kepada negara-negara anggota BRICS.
Presiden Prabowo Subianto hadir dalam forum penting ini, didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto serta sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa KTT BRICS menghasilkan serangkaian kesepakatan strategis yang terangkum dalam Deklarasi Para Pemimpin (Leaders’ Declaration). Kesepakatan tersebut mencakup komitmen untuk memperkuat multilateralisme, mendorong reformasi tata kelola global, mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional, stabilitas global, serta memperdalam kerja sama ekonomi, perdagangan, dan keuangan internasional.
"Deklarasi Para Pemimpin itu memuat beberapa poin penting, terutama terkait penguatan multilateralisme dan reformasi tata kelola global," ujar Airlangga.
Lebih lanjut, Airlangga menekankan pentingnya poin kedua bagi Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian global. Ia berharap BRICS dapat menjadi pasar potensial bagi produk-produk Indonesia.
Poin-poin lain yang disepakati termasuk penanganan perubahan iklim, pengembangan pembangunan berkelanjutan yang adil dan inklusif, serta penguatan kemitraan untuk memajukan pembangunan manusia, sosial, dan budaya.
Keikutsertaan Indonesia dalam BRICS memiliki peran strategis yang signifikan. Sebelum ekspansi keanggotaan, BRICS mewakili sekitar 34% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) global dengan nilai USD28 triliun. Kini, dengan bergabungnya Indonesia dan negara-negara anggota baru lainnya, BRICS mencakup 40% PDB dunia dan merepresentasikan sekitar 56% populasi global.
"Ekonomi BRICS terus bertumbuh. Berdasarkan purchasing power parity, BRICS bahkan sudah melampaui G7. Hal ini mendorong BRICS menjadi bagian penting dari Global South dan diharapkan dapat menyuarakan kepentingan Global South di forum-forum internasional," pungkasnya.