Terobosan! Ilmuwan Ciptakan Ratusan Jenis Sel Saraf di Laboratorium, Buka Harapan Baru Pengobatan Otak

Para ilmuwan berhasil menciptakan terobosan signifikan dalam bidang neurologi dengan menumbuhkan lebih dari 400 jenis sel saraf berbeda di laboratorium. Pencapaian ini membuka pintu bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang otak manusia dan potensinya dalam pengobatan penyakit saraf.

Otak manusia adalah organ yang sangat kompleks, terdiri dari ratusan hingga ribuan jenis sel saraf yang berbeda. Setiap jenis sel saraf memiliki fungsi, struktur, dan koneksi yang unik, memainkan peran penting dalam berbagai proses kognitif dan fisiologis.

Sebelumnya, menumbuhkan keragaman sel saraf ini di laboratorium merupakan tantangan besar. Para ilmuwan hanya mampu menghasilkan beberapa puluh jenis sel saraf melalui rekayasa genetik atau penambahan molekul sinyal. Namun, kini, dengan pendekatan sistematis, para peneliti berhasil melampaui batasan tersebut.

Tim peneliti menggunakan sel induk pluripoten yang diinduksi dari sel darah manusia. Melalui rekayasa genetik, mereka mengaktifkan gen pengatur saraf tertentu dan memperlakukan sel-sel tersebut dengan berbagai morfogen. Morfogen adalah molekul pemicu sinyal yang berperan penting dalam perkembangan embrio, menentukan lokasi dan jenis sel yang akan terbentuk.

Dengan mengkombinasikan tujuh morfogen dalam berbagai konsentrasi, para peneliti menciptakan hampir 200 variasi kondisi eksperimen. Hasilnya, mereka berhasil menghasilkan lebih dari 400 jenis sel saraf yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik genetik, struktural, dan fungsional yang unik.

Para ilmuwan kemudian menganalisis RNA sel tunggal, tampilan eksternal sel, dan fungsi sel untuk mengidentifikasi jenis-jenis sel saraf yang terbentuk. Mereka membandingkan data ini dengan basis data neuron di otak manusia untuk menentukan asal dan fungsi sel-sel tersebut.

Terobosan ini memiliki implikasi besar dalam penelitian neurologi. Sel saraf yang ditumbuhkan di laboratorium dapat digunakan untuk membuat model kultur sel untuk mempelajari penyakit dan gangguan saraf seperti Alzheimer, Parkinson, depresi, skizofrenia, epilepsi, gangguan tidur, dan multiple sclerosis.

Model kultur sel ini dapat digunakan untuk menguji efektivitas obat-obatan baru dan mengidentifikasi target terapi potensial. Selain itu, sel-sel tersebut berpotensi digunakan dalam terapi penggantian sel, menggantikan sel saraf yang rusak atau mati di otak dengan sel manusia yang baru.

Meskipun masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti menghasilkan satu jenis sel saraf tertentu dalam setiap kondisi eksperimen, terobosan ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam pemahaman kita tentang otak dan pengembangan pengobatan baru untuk penyakit saraf.

Scroll to Top