Sebuah studi anyar menguak kemungkinan mengejutkan dari salah satu pemakaman manusia tertua di dunia. Sisa-sisa tengkorak seorang anak yang ditemukan di Gua Skhul, Israel, mengindikasikan adanya perkawinan silang antara manusia modern (Homo sapiens) dan Neanderthal.
Para peneliti mendalami tengkorak dari situs pemakaman berusia 140.000 tahun di Gunung Karmel tersebut. Hasil pemindaian CT menunjukkan bahwa tempurung otak (neurokranium) si anak mewarisi karakteristik Homo sapiens, sementara rahangnya (mandibula) justru mirip Neanderthal. Kombinasi unik ini memicu dugaan kuat bahwa individu ini adalah hibrida, hasil perkawinan antara dua spesies manusia purba.
Teka-teki Identitas Penghuni Gua Skhul
Penemuan sisa-sisa manusia di Gua Skhul terjadi hampir seabad lalu, pada tahun 1928. Situs ini terkenal sebagai salah satu lokasi pemakaman manusia terorganisir paling awal, tempat para arkeolog menemukan kerangka tujuh orang dewasa dan tiga anak yang dikubur dengan sengaja, serta sisa-sisa 16 individu lainnya.
Fosil-fosil dari gua ini lama dianggap sebagai Homo sapiens purba. Namun, studi terbaru menegaskan bahwa tengkorak anak yang dikenal sebagai Skhul I tidak bisa lagi diklasifikasikan sepenuhnya sebagai Homo sapiens.
Menurut peneliti, struktur rahang anak tersebut terlalu menyerupai Neanderthal untuk sekadar dianggap variasi dalam Homo sapiens. Temuan ini dipandang sebagai bukti nyata adanya perkawinan antarspesies.
Meski begitu, pandangan ini tidak sepenuhnya disetujui oleh semua ilmuwan. Sebagian ahli berpendapat, meskipun rahang terlihat primitif, secara keseluruhan kerangka lebih dekat ke Homo sapiens. Mereka menambahkan bahwa studi ini sejalan dengan temuan lain yang menunjukkan adanya pertukaran gen antara manusia modern dan Neanderthal sekitar 100.000 tahun lalu.
Kemungkinan besar, fosil dari Skhul mencerminkan adanya aliran gen antar populasi, meskipun mungkin bukan hibrida generasi pertama.
Uji DNA Dibutuhkan untuk Kepastian
Para antropolog menekankan bahwa meskipun penelitian ini memperdalam pemahaman tentang anatomi tengkorak, identifikasi pasti sebagai hibrida hanya bisa dipastikan melalui analisis DNA.
Keragaman alami populasi manusia sangat besar, sehingga bentuk fisik yang unik tidak serta merta berasal dari pencampuran genetik dengan Neanderthal.
Saat ini, diketahui bahwa manusia modern pernah melakukan perkawinan silang dengan Neanderthal, dan sebagian besar manusia modern memiliki 1% – 3% DNA Neanderthal. Akan tetapi, rincian interaksi tersebut dan hubungan dalam pohon keluarga manusia purba masih terus menjadi fokus penelitian.
Siapakah Anak Purba dari Skhul?
Tengkorak Skhul I diperkirakan milik seorang anak perempuan berusia sekitar 3 hingga 5 tahun. Bagian tengah wajah dan dasar tengkorak hilang, sementara sisanya ditemukan dalam potongan-potongan yang telah direkonstruksi menggunakan plester di masa lalu, yang menyulitkan penelitian modern.
Untungnya, teknologi CT scan memungkinkan tim peneliti untuk membersihkan virtual plester tersebut dan membandingkan bentuk tengkorak dengan spesimen manusia purba lainnya.
Ciri-ciri modern Homo sapiens terlihat pada orientasi vertikal tulang di dasar tengkorak, sedangkan tidak adanya dagu – ciri khas Neanderthal – terlihat jelas pada rahang anak tersebut.
Implikasi dari Temuan Ini
Jika benar anak ini merupakan hasil perkawinan silang, maka interaksi antara manusia modern dan Neanderthal terjadi jauh lebih awal dari yang selama ini diperkirakan. Pemakaman di Gua Skhul menjadi bukti penting hubungan genetik tersebut.
Bagi para ilmuwan, temuan ini menjadi petunjuk baru dalam menyusun ulang sejarah evolusi manusia dan hubungan kompleks antar spesies yang hidup berdampingan puluhan ribu tahun lalu.