Uni Eropa, Potensi Pasar Ekspor Raksasa yang Lebih Menggiurkan dari Amerika Serikat

Jakarta – Indonesia melihat Uni Eropa sebagai tujuan ekspor yang sangat menjanjikan, bahkan dengan potensi yang jauh melampaui Amerika Serikat.

Menteri Perdagangan menekankan bahwa nilai impor Uni Eropa dari seluruh dunia mencapai US$ 6,6 triliun, angka yang dua kali lipat lebih besar dari impor Amerika Serikat yang hanya US$ 3,3 triliun. Ini menunjukkan peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspornya.

Peningkatan pemanfaatan pasar Uni Eropa akan menjadi alternatif yang sangat baik untuk mendongkrak kinerja ekspor Indonesia.

Momentum penting dalam upaya ini adalah penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Pertemuan antara Presiden Indonesia dan Presiden Uni Eropa di Brussel, Belgia, menandai kemajuan signifikan dalam proses ini.

Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa terus menunjukkan tren positif. Pada tahun 2024, nilai perdagangan kedua belah pihak mencapai US$ 30,1 miliar. Indonesia juga mencatatkan surplus perdagangan yang signifikan, meningkat dari US$ 2,5 miliar pada tahun 2023 menjadi US$ 4,5 miliar pada tahun 2024.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Uni Eropa meliputi minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, fatty acids (oleokimia), produk alas kaki, bungkil kelapa, besi baja, lemak cokelat dan kopra, serta produk berbasis karet dan mesin.

Studi dari berbagai lembaga, termasuk CSIS dan Komisi Eropa, menunjukkan optimisme terhadap manfaat ekonomi dari IEU-CEPA. Perjanjian ini diproyeksikan dapat meningkatkan PDB Indonesia sebesar 0,19%, dengan tambahan pendapatan nasional mencapai USD2,8 miliar, dan potensi peningkatan ekspor hingga 57,76% dalam tiga tahun mendatang.

Scroll to Top