Roro Fitria menaruh kecurigaan terhadap mutu makanan yang disantap putranya, Baby Sultan, hingga menyebabkan dugaan keracunan. Sebagai seorang yang hobi memasak, Roro merasakan ada sesuatu yang tidak beres pada hidangan salmon tersebut.
Roro mengungkapkan, tekstur ikan salmon yang disantap Baby Sultan berbeda dari ikan segar pada umumnya. Ia mengenang saat memotong ikan salmon di restoran hotel. Menurutnya, ikan yang hancur saat dipotong menandakan kesegaran yang diragukan.
"Ketika Nyai potong, itu ambyar," ungkap Roro, menggambarkan tekstur salmon yang tidak seperti seharusnya.
Roro juga berpendapat bahwa reaksi setiap anak terhadap makanan berbeda. Ia menjelaskan, "Kalau misalnya ada yang menanyakan, kenapa yang lain tidak sakit? Kembali lagi ke antibodi masing-masing anak."
Insiden ini mengakibatkan kerugian materiil berupa biaya rumah sakit, serta kerugian imateriil karena kehilangan momen berharga di acara yang dihadiri.
"Banyak sekali loss, kerugian material maupun imaterial," keluhnya.
Kronologi Kejadian
Pada 4 Juli 2025, Baby Sultan mengonsumsi ikan salmon di restoran hotel bintang lima di Bandung. Tak lama setelah makan, suhu tubuhnya meningkat dan bibirnya membengkak. Muntah, mual, demam, dan diare dialaminya berulang kali.
Dokter di RS Advent Bandung mendiagnosis food intolerance atau keracunan makanan ringan akibat makanan yang kurang segar atau salah pengolahan.
Tanggapan Roro Fitria
Roro menyayangkan sikap pihak hotel yang dianggap kurang bertanggung jawab. Ia menyebutkan bahwa duty manager bahkan meragukan diagnosis rumah sakit dan menyarankan uji lab yang tidak relevan dengan makanan yang dikonsumsi pada tanggal 4 Juli 2025.
