Dokter Bedah Amerika Ungkap Kengerian di Gaza: Pasien Meninggal Akibat Kekurangan

Seorang dokter bedah asal Amerika Serikat, Mark Perlmutter, baru-baru ini menyuarakan keprihatinannya mengenai kondisi mengerikan yang ia saksikan selama bertugas di dua rumah sakit di Gaza. Perlmutter, yang bertugas di Rumah Sakit Al-Aqsa dan Rumah Sakit Nasser, menceritakan bagaimana pasien Palestina yang terluka parah, termasuk anak-anak, meninggal dunia akibat kekurangan peralatan medis dan pasokan penting.

Menurut Perlmutter, dokter dan tenaga medis di Gaza terpaksa bekerja dalam kondisi yang sangat sulit. Mereka beroperasi tanpa sabun, antibiotik, atau fasilitas sinar-X yang memadai. Situasi ini diperburuk oleh serangan yang terus dilancarkan di Gaza.

Salah satu kasus yang paling menyayat hati adalah seorang gadis berusia 15 tahun yang terluka parah akibat tembakan senapan mesin saat bersepeda. Perlmutter juga menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang kehilangan kaki dan tangan akibat serangan helikopter.

Perlmutter menekankan dedikasi dan komitmen yang luar biasa dari staf medis Palestina, yang bekerja tanpa lelah meski menghadapi tekanan yang luar biasa. Mereka bekerja berjam-jam tanpa bayaran, meninggalkan keluarga mereka, dan kembali ke tempat tinggal yang tidak layak setelah shift yang panjang.

Perlmutter membandingkan fasilitas medis di Gaza dengan fasilitas di Carolina Utara, tempat tinggalnya. Ia mengatakan bahwa rumah sakit-rumah sakit di Gaza sangat kekurangan sumber daya dan tidak mampu menangani jumlah korban luka yang besar. Akibatnya, banyak pasien yang meninggal dunia karena kekurangan peralatan yang memadai.

Perlmutter juga menyoroti serangan udara Israel yang menargetkan Ismail Barhoum, seorang pejabat Hamas, yang sedang dirawat di Rumah Sakit Nasser. Ia berpendapat bahwa sebagai pasien, Barhoum memiliki hak untuk dilindungi berdasarkan Konvensi Jenewa.

Scroll to Top