Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menggagas gerakan revolusioner: Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah. Melalui Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2025, Menteri Wihaji mengajak para ayah di seluruh Indonesia untuk turut serta dalam momen penting ini.
Mengapa ayah perlu hadir? Kehadiran ayah di hari pertama sekolah menciptakan ikatan emosional yang kuat, menumbuhkan rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam menghadapi dunia pendidikan.
Fakta mengejutkan menunjukkan bahwa 20,9% anak Indonesia tumbuh tanpa kehadiran ayah yang memadai. Lebih lanjut, sepertiga remaja mengalami masalah kesehatan mental, namun hanya segelintir orang tua yang menyadari kebutuhan mereka akan bantuan. Data dari berbagai sumber menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap peran ayah dalam pengasuhan.
Menanggapi tantangan ini, Kemendukbangga/BKKBN meluncurkan program Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak serta pendampingan remaja. Menteri Wihaji menegaskan bahwa pengasuhan ayah berdampak signifikan pada kepemimpinan, prestasi akademik, emosional, sosial, hingga kognitif anak.
Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah, yang dimulai pada 14 Juli 2025, merupakan simbol perubahan budaya pengasuhan. Dari yang semula didominasi peran ibu, kini menuju pengasuhan yang lebih kolaboratif dan setara.
Gerakan ini bukan hanya imbauan bagi ASN Kemendukbangga/BKKBN, namun juga ajakan kepada seluruh masyarakat untuk mengedukasi keluarga dan lingkungan sekitar tentang pentingnya peran ayah. Sasaran gerakan ini adalah anak-anak usia PAUD hingga SMA atau sederajat.
Gerakan ini adalah bagian dari program Sekolah Bersama Ayah (SEBAYA), yang merupakan salah satu pilar dari GATI. Pilar lainnya termasuk layanan konseling, konsorsium komunitas ayah teladan, dan program Desa/Kelurahan Ayah Teladan di Kampung KB.
Gerakan ini didukung oleh landasan regulasi yang kuat, termasuk Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah nomor 10 tahun 2025 tentang Pelaksanaan Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan Ramah.
Menteri Wihaji menekankan bahwa peran ayah dalam pengasuhan sangatlah multidimensional. Ayah adalah pendidik, pelindung, teman bermain, dan panutan. Keterlibatan aktif ayah memberikan dampak positif yang luar biasa pada perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak.
Ayah berperan sebagai pelindung dan pemberi rasa aman, teman bermain dan pembimbing, pembangun ikatan emosional, panutan dan model perilaku, serta pendukung perkembangan anak. Ayah juga berperan dalam membentuk karakter anak, mengajarkan nilai-nilai positif, dan membagi tanggung jawab pengasuhan dengan ibu.
Dengan keterlibatan aktif ayah, diharapkan tercipta generasi yang kuat, berdaya, dan berkarakter. Gerakan Ayah Mengantar Anak Sekolah adalah langkah awal menuju Indonesia yang lebih baik.