Nama Ajeng Kamaratih sempat mencuri perhatian publik usai fotonya bersama Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, viral. Sebelumnya, pada bulan Mei, Ajeng dipercaya menjadi pembawa acara kenegaraan saat menyambut Presiden Prancis Emmanuel Macron beserta istri di Istana Negara.
Momen selfie Ajeng bersama Brigitte Macron, termasuk ciuman hangat yang diterimanya, menjadi perbincangan hangat. Namun, tahukah Anda bahwa Ajeng Kamaratih bukan wajah baru di panggung internasional?
Menguasai Lima Bahasa, Jebolan Miss Indonesia
Kemampuan Ajeng dalam berbahasa Prancis membawanya sering dipercaya menjadi MC di berbagai acara di Paris. Lebih dari itu, wanita kelahiran 16 Agustus 1986 ini menguasai lima bahasa: Indonesia, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia.
Sebelumnya, Ajeng meraih predikat pemenang favorit pembaca Wajah Femina 2006. Pada tahun 2008, ia berhasil menembus lima besar Miss Indonesia mewakili Bangka Belitung.
Pengalaman Ajeng di dunia presenter pun tak diragukan lagi. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini pernah menjadi pembawa berita di Liputan 6 SCTV pada tahun 2007, kemudian bergabung dengan RCTI membawakan program Seputar Indonesia pada 2009. Karirnya berlanjut ke Kompas TV dan Metro TV, memandu program Metro Siang dan Hot Room.
Misi Budaya di Negeri Mode
Baru-baru ini, Ajeng berbagi cerita tentang suka dukanya menjadi MC di Prancis. Selama tiga tahun terakhir, ia menjalankan tugasnya tanpa pendampingan, demi mengemban misi budaya di negeri tersebut.
"Sejak 3 tahun terakhir, dengan kemampuan Bahasa Prancis ku, aku dipercaya menjadi MC di berbagai acara diplomatik, pertukaran budaya atau presentasi tentang Indonesia di berbagai forum internasional," tulisnya di Instagram.
Ajeng melakukan semuanya serba mandiri, mulai dari membawa koper sendiri, menyiapkan makeup dan hairdo, hingga menyusun skrip dalam berbagai bahasa asing.
"Peranku untuk promosiin Indonesia di mata dunia mungkin gak seberapa. Tapi aku bangga dipercaya karena KEMAMPUAN BUKAN KEDEKATAN," tegasnya.
Baginya, naik turun kereta sambil membawa koper sendiri bukanlah masalah. Ia justru menikmati pemandangan dan keramaian di stasiun kereta Paris.
Kisah inspiratif Ajeng Kamaratih ini membuktikan bahwa kemampuan dan dedikasi dapat membuka jalan untuk berkontribusi dalam mempromosikan budaya Indonesia di mata dunia.