Bulan Punya ‘Anak’ yang Mengorbit Bumi? Ilmuwan Ungkap Fenomena Minimoons

Penelitian terbaru membuka tabir misteri: ternyata, setidaknya ada enam serpihan kecil Bulan yang pernah ‘numpang’ orbit Bumi sebelum melanjutkan perjalanannya mengelilingi Matahari. Ukuran mereka yang mini dan kecepatan tinggi membuat mereka bak hantu yang sulit ditangkap.

Bagaimana bisa? Ketika benda langit menabrak Bulan, terjadi ledakan dahsyat yang melontarkan material ke angkasa. Sebagian besar, yang berukuran kurang dari dua meter, langsung menuju orbit Matahari. Namun, segelintir lainnya tertangkap oleh gaya gravitasi Bumi, menjadi apa yang disebut "minimoons" – satelit alami sementara.

Fenomena ini bagaikan tarian kosmik yang rumit. Para ilmuwan membandingkannya dengan dansa persegi, di mana pasangan terus berganti dan kadang keluar dari arena.

Minimoons: Lahir dari Bulan?

Walaupun minimoons bisa berasal dari mana saja di tata surya, bukti terbaru mengindikasikan bahwa beberapa di antaranya mungkin berasal langsung dari Bulan. Kamo’oalewa, misalnya, adalah fragmen Bulan yang ikut mengorbit Matahari bersama Bumi. Diduga, ia terlontar dari kawah Giordano Bruno jutaan tahun lalu.

Objek lain, 2024 PT5, juga menunjukkan kemiripan dengan material Bulan. Hal ini mendorong para ilmuwan untuk menghitung seberapa banyak fragmen Bulan yang berpotensi menjadi minimoon. Hasil simulasi menunjukkan, rata-rata ada sekitar 6,5 objek bulan yang mengorbit Bumi setiap saat, masing-masing bertahan sekitar sembilan bulan.

Namun, perlu diingat bahwa angka ini masih perkiraan kasar. Banyak faktor yang belum diketahui, seperti ukuran kawah tumbukan dan bagaimana material terlontar dengan kecepatan berbeda.

Perburuan Minimoons: Tantangan Besar

Mendeteksi minimoon bukanlah perkara mudah. Ukuran mereka yang hanya sekitar 1-2 meter membuat mereka nyaris tak terlihat. Mereka hanya bisa dilihat saat berada cukup dekat dengan Bumi, namun saat itu pula mereka melesat dengan kecepatan tinggi di langit. Jejak panjang yang mereka tinggalkan sulit dikenali oleh algoritma komputer yang digunakan untuk memindai langit.

Namun, keberhasilan mendeteksi 2020 CD3, sebuah minimoon yang pernah singgah di orbit Bumi, memberikan secercah harapan. Walaupun hanya terlihat selama dua malam dari hampir 1.000 hari pengamatan, deteksi ini membuktikan bahwa penemuan minimoon lainnya sangat mungkin terjadi.

Potensi Minimoons: Sumber Daya Masa Depan?

Minimoon memiliki potensi komersial dan ilmiah yang besar. Objek-objek ini bisa menjadi target misi luar angkasa dengan biaya yang relatif rendah. Alih-alih menjelajah jauh ke sabuk asteroid, perusahaan bisa menambang air atau mineral dari minimoon saat mereka melintas dekat Bumi.

Dari sudut pandang ilmiah, minimoon bisa membantu kita memahami asal-usul tata surya dan bagaimana tumbukan asteroid bisa melempar material dari permukaan benda langit. Informasi ini juga penting untuk memperkirakan potensi kerusakan jika peristiwa serupa terjadi di Bumi.

Scroll to Top