Tragedi di Tepi Barat: Warga AS Tewas di Tangan Pemukim Israel

Seorang warga negara Amerika Serikat (AS), Seif al-Din Muslat, berusia awal 20-an, tewas akibat kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki. Kejadian tragis ini terjadi di kota Sinjil, sebelah utara Ramallah, memicu kecaman dan seruan untuk pertanggungjawaban.

Kronologi Kejadian

Muslat, yang berasal dari Tampa, Florida, sedang mengunjungi keluarganya di Palestina ketika serangan tersebut terjadi. Laporan menyebutkan bahwa ia dipukuli hingga tewas oleh para pemukim. Insiden ini juga mengakibatkan kematian seorang warga Palestina lainnya, Mohammed Shalabi, yang ditembak oleh para pemukim.

Reaksi dan Kecaman

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengecam keras pembunuhan ini dan mendesak pemerintah AS untuk memastikan akuntabilitas atas kematian Muslat. Mereka menyoroti bahwa impunitas yang dirasakan oleh Israel dalam kasus-kasus sebelumnya telah berkontribusi pada tragedi ini. Institute for Middle East Understanding (IMEU) juga menyerukan tindakan tegas dari pemerintah AS untuk menghentikan kekerasan rasis Israel terhadap warga Palestina.

Hamas mengutuk pembunuhan itu sebagai tindakan "biadab" dan menyerukan warga Palestina di Tepi Barat untuk bangkit melawan para pemukim.

Tanggapan Israel

Militer Israel menyatakan sedang "menyelidiki" kejadian di Sinjil, mengklaim bahwa kekerasan dimulai ketika warga Palestina melemparkan batu ke arah kendaraan Israel. Namun, investigasi Israel seringkali tidak menghasilkan tuntutan atau pertanggungjawaban yang berarti atas pelanggaran yang dilakukan oleh petugas dan pemukim Israel.

Sorotan terhadap Permukiman Israel

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi hak asasi manusia menganggap permukiman Israel di Tepi Barat sebagai pelanggaran hukum internasional. Serangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina telah meningkat sejak pecahnya perang Israel di Gaza pada Oktober 2023.

Kegagalan Perlindungan Warga AS?

AS memberikan bantuan miliaran dolar kepada Israel setiap tahun. Para advokat menuduh pemerintahan AS berturut-turut gagal melindungi warga negara Amerika dari kekerasan Israel di Timur Tengah. Kasus kematian Seif al-Din Muslat menambah daftar panjang warga AS yang tewas di tangan pasukan Israel sejak tahun 2022 tanpa adanya tuntutan pidana yang berarti.

Scroll to Top