MPLS Ramah 2025 Dimulai: Fokus Karakter, Asesmen Awal Literasi, dan Kisah Pilu di Balik Layar

Senin ini, sekolah-sekolah di seluruh negeri tampak lebih ramai dari biasanya. Hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026 telah dimulai, menyambut para siswa baru dari berbagai jenjang, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK.

Tahun ini, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengusung konsep "MPLS Ramah", sebuah pendekatan yang mengedepankan penghormatan terhadap hak anak dan penanaman nilai-nilai karakter.

MPLS Ramah dirancang untuk memperkenalkan siswa baru dengan lingkungan sekolah, kurikulum, warga sekolah, serta menumbuhkan karakter positif. Orang tua juga diajak berperan aktif dengan mengantar anak ke sekolah, sebagai wujud dukungan terhadap pendidikan anak.

Selain program pengenalan, MPLS kali ini juga diisi dengan asesmen awal literasi dan numerasi bagi siswa SMP dan SMA/SMK. Asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan dasar baca tulis dan hitung siswa, bukan sebagai tes yang memberatkan. Hasil asesmen akan menjadi dasar bagi guru dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, sehingga tidak ada siswa yang tertinggal.

Di balik gegap gempita MPLS, sebuah kisah memilukan datang dari Boyolali, Jawa Tengah. Empat orang anak ditemukan dalam kondisi memprihatinkan, kelaparan, dan tidur di luar rumah dengan kaki dirantai. Kasus ini menjadi sorotan dan mengungkap realita pahit yang masih terjadi di sekitar kita.

Sementara itu, dunia kriminalitas menyisakan teka-teki. Seorang diplomat muda ditemukan tewas di kamar kost dengan wajah terlilit lakban. Spekulasi bermunculan, terutama terkait keterlibatannya dalam kasus Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO).

Scroll to Top