Makanan pedas, dari sambal hingga seblak, adalah bagian tak terpisahkan dari lidah masyarakat Indonesia. Sensasi ‘membakar’ ini bahkan dianggap sebagai pelengkap kenikmatan bersantap. Namun, muncul pertanyaan: amankah sering mengonsumsi makanan pedas, atau justru memicu kanker?
Spesialis Hematologi Onkologi Medik menegaskan bahwa hingga kini, tidak ada bukti ilmiah kuat yang menghubungkan konsumsi makanan pedas secara langsung dengan risiko kanker.
Namun, ia mengingatkan untuk mewaspadai bahan tambahan yang kerap digunakan dalam makanan pedas, terutama jika bukan bahan alami. "Zat-zat yang ditambahkan agar rasa pedasnya ekstrem, itu yang perlu diwaspadai," ujarnya.
Konsumsi makanan pedas dalam jumlah wajar umumnya tidak berbahaya. Akan tetapi, berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan, khususnya lambung. Iritasi atau luka pada lambung dapat terjadi akibat konsumsi makanan pedas yang terlalu sering.
Walaupun demikian, sekali lagi ditegaskan bahwa belum ada penelitian yang secara spesifik menyatakan makanan pedas menyebabkan kanker.
"Sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Jika terlalu banyak makan pedas, lambung berisiko luka. Peradangan kronis berpotensi meningkatkan risiko kanker di kemudian hari, namun belum ada penelitian yang secara langsung menghubungkan pedas dengan kanker," pungkasnya.