Nyeri lambung seringkali dianggap sebagai masalah pencernaan biasa, namun bisa jadi pertanda kondisi yang lebih serius. Seorang wanita asal Samarinda, Agatha, mengalami pengalaman pahit ketika keluhan yang awalnya ia kira maag, ternyata adalah kanker saluran empedu stadium lanjut.
Pada Maret 2024, Agatha mulai merasakan nyeri di area lambung yang berulang. Sempat beberapa kali mendapat suntikan obat maag di unit gawat darurat, keluhannya tak kunjung reda, justru semakin memburuk. Selain sakit perut, Agatha juga mengalami demam harian, kelelahan, dan kulit menguning. Gatal-gatal di telapak tangan dan kaki juga mulai menjalar ke seluruh tubuhnya.
Setelah serangkaian pemeriksaan, terungkap bahwa Agatha menderita kanker saluran empedu (cholangiocarcinoma) yang telah menyebar ke hati dan usus dua belas jari. Diagnosis ini menjadi pukulan telak, mengingat usia Agatha yang masih relatif muda, 38 tahun.
Kanker saluran empedu memang dikenal sulit terdeteksi pada stadium awal. Gejala seringkali baru muncul ketika penyakit sudah berkembang. Bahkan, gejala tersebut kerapkali menyerupai sakit maag, seperti mual dan kembung.
Namun, ada perbedaan mendasar antara nyeri maag biasa dan gejala kanker saluran empedu. Keluhan kanker saluran empedu cenderung kronis dan tidak membaik meski sudah mengonsumsi obat lambung dalam jangka waktu lama. Selain nyeri perut, gejala lain yang patut diwaspadai meliputi:
- Kulit dan mata menguning
- Demam
- Gatal pada kulit
- Penurunan berat badan
Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, terutama jika tidak kunjung membaik dengan pengobatan maag biasa, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Jangan anggap remeh keluhan yang Anda rasakan, karena bisa jadi tubuh sedang memberikan sinyal adanya masalah yang lebih serius.