Waspada Leptospirosis: Kenali Gejala Awal dan Bahayanya!

Yogyakarta mencatat peningkatan kasus leptospirosis yang mengkhawatirkan di semester pertama 2025. Dengan 19 kasus dan 6 kematian, tingkat kematian (CFR) mencapai 31%. Leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, menular dari hewan ke manusia (zoonosis) melalui luka terbuka atau selaput lendir saat kontak dengan air banjir, genangan, atau lumpur.

Penyakit ini bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat, menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal, gangguan fungsi hati, bahkan perdarahan hebat.

Berikut adalah tanda-tanda awal infeksi leptospirosis yang perlu Anda ketahui:

1. Demam Tinggi Mendadak:

Demam menjadi sinyal pertama infeksi. Suhu tubuh melonjak drastis hingga melebihi 38°C. Demam ini berbeda dengan demam flu biasa, cenderung lebih tinggi, disertai menggigil, dan sulit turun dengan obat penurun panas standar. Biasanya berlangsung 2-7 hari dan sering disalahartikan sebagai demam berdarah atau tifus.

2. Kelelahan Ekstrem:

Pasien merasa sangat lemah, bahkan setelah beristirahat. Kelelahan ini bukan sekadar malas, melainkan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini terjadi akibat peradangan sistemik dan kerusakan jaringan otot oleh bakteri.

3. Mata Merah:

Mata merah sering terjadi, terutama pada bagian putih (sklera). Perbedaan dengan infeksi virus atau alergi adalah tidak adanya kotoran mata. Mata merah merupakan ciri khas leptospirosis pada minggu pertama infeksi, disebabkan oleh peradangan pembuluh darah kecil akibat respon imun tubuh.

4. Kulit Menguning:

Ikterus, atau penyakit kuning, adalah gejala khas jika infeksi sudah menyerang hati. Kulit dan mata terlihat kekuningan, menandakan gangguan fungsi hati. Ini bisa berkembang menjadi sindrom Weil, bentuk leptospirosis yang lebih parah, disertai gagal ginjal dan perdarahan.

5. Sakit Kepala Hebat:

Nyeri biasanya terasa di dahi, pelipis, atau belakang mata. Sakit kepala ini bisa disertai sensitivitas terhadap cahaya (fotofobia) dan kadang menyertai gejala radang selaput otak tanpa infeksi virus atau bakteri lain. Waspadai jika sakit kepala menetap atau semakin parah.

6. Nyeri Otot Betis yang Khas:

Nyeri otot pada leptospirosis sangat khas, terasa di betis, paha belakang, dan punggung bawah. Nyeri ini lebih dalam dan tajam daripada pegal biasa, bahkan mengganggu aktivitas berjalan dan saat beristirahat. Kondisi ini terjadi karena invasi bakteri ke jaringan otot, menyebabkan peradangan lokal.

Jika Anda mengalami dua atau lebih gejala di atas, terutama setelah terpapar air banjir, genangan air, atau lingkungan lembap yang mungkin terkontaminasi urine tikus, segera konsultasikan diri ke dokter. Diagnosis dan pengobatan dini dengan antibiotik seperti doxycycline atau penicillin sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan menyelamatkan nyawa.

Scroll to Top