Guncangan Dahsyat di Alam Semesta: Tabrakan Lubang Hitam Terbesar yang Pernah Terdeteksi Mengubah Pemahaman Kosmos

Para ilmuwan baru-baru ini dikejutkan oleh penemuan riak ruang-waktu yang berasal dari tabrakan maha dahsyat dua lubang hitam raksasa. Peristiwa kosmik ini terjadi miliaran tahun cahaya dari Bumi, jauh di luar galaksi Bima Sakti.

Kedua lubang hitam ini, masing-masing memiliki massa lebih dari seratus kali massa matahari, telah lama saling mengorbit sebelum akhirnya bertabrakan dan membentuk lubang hitam yang jauh lebih masif.

Penemuan ini adalah penggabungan lubang hitam terbesar yang pernah tercatat oleh detektor gelombang gravitasi. Dampaknya sangat besar, memaksa para fisikawan untuk meninjau kembali teori-teori yang ada tentang bagaimana objek-objek raksasa ini terbentuk. Sinyal dari tabrakan ini terdeteksi oleh instrumen sensitif di Bumi yang mampu menangkap getaran ruang-waktu yang sangat kecil.

"Peristiwa ini adalah salah satu peristiwa paling ekstrem yang dapat kita saksikan di alam semesta," ungkap seorang peneliti. "Namun, ketika sinyalnya mencapai Bumi, ia menjadi fenomena terlemah yang dapat kita ukur."

Bukti tabrakan ini terekam oleh dua detektor di Amerika Serikat. Kejang mendadak dalam ruang-waktu menyebabkan detektor meregang dan menyusut dalam waktu sepersepuluh detik. Momen singkat ini menangkap fase akhir ketika lubang hitam yang baru terbentuk "berdering" sebelum menjadi stabil.

Analisis sinyal menunjukkan bahwa lubang hitam yang bertabrakan memiliki massa 103 dan 137 kali massa matahari, dan berputar dengan kecepatan luar biasa, mendekati batas teoritis.

"Ini adalah massa lubang hitam tertinggi yang pernah kami ukur dengan keyakinan menggunakan gelombang gravitasi," kata seorang ilmuwan. "Keberadaan mereka mengejutkan, karena massa mereka berada di luar perkiraan tentang bagaimana lubang hitam seharusnya terbentuk."

Secara umum, lubang hitam terbentuk ketika bintang-bintang besar kehabisan bahan bakar dan runtuh di akhir hidup mereka. Objek-objek super padat ini membengkokkan ruang-waktu sedemikian rupa sehingga menciptakan batas yang dikenal sebagai cakrawala peristiwa, yang bahkan cahaya pun tidak dapat lolos darinya.

Para ilmuwan menduga bahwa lubang hitam yang bergabung ini sendiri mungkin merupakan hasil dari penggabungan sebelumnya. Hal ini dapat menjelaskan mengapa mereka begitu masif dan berputar begitu cepat.

Sejauh ini, para ilmuwan telah mendeteksi sekitar 300 penggabungan lubang hitam. Penggabungan terbaru ini menghasilkan lubang hitam dengan massa hingga 265 kali massa matahari, jauh melampaui penggabungan paling masif yang diketahui sebelumnya.

Sebelum adanya detektor gelombang gravitasi, para ilmuwan hanya dapat mengamati alam semesta melalui radiasi elektromagnetik. Observatorium gelombang gravitasi menawarkan perspektif baru tentang kosmos, memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati peristiwa yang sebelumnya tersembunyi.

"Dalam sains, ketika kita mengamati alam semesta dengan cara yang berbeda, kita sering menemukan hal-hal yang tidak kita duga," kata seorang peneliti. "Detektor masa depan akan mampu melihat semua penggabungan lubang hitam di alam semesta, dan mungkin beberapa kejutan yang belum kita antisipasi."

Scroll to Top