Siapakah Ilmuwan Pertama di Dunia? Sebuah Perjalanan Melalui Sejarah Sains

Manusia, dengan rasa ingin tahu yang tak terbatas, telah mendorong kemajuan peradaban, dari pendaratan di Bulan hingga penemuan-penemuan yang mengubah dunia. Rasa ingin tahu ini memicu sains, dan para praktisinya dikenal sebagai ilmuwan. Namun, siapakah sebenarnya sosok yang pantas menyandang gelar ilmuwan pertama?

Istilah "ilmuwan" sendiri relatif baru, muncul pada tahun 1830-an berkat William Whewell, seorang polimatik asal Inggris. Sebelumnya, para ahli di berbagai bidang seperti kimia, botani, dan astronomi tidak memiliki sebutan umum yang menyatukan mereka. Whewell mengusulkan istilah "scientist" sebagai pemersatu berbagai cabang ilmu yang semakin terpisah.

Meskipun awalnya ditolak di Inggris, istilah "scientist" akhirnya diterima secara luas, terutama di Amerika, dan menjadi standar setelah Perang Dunia II.

Metode Ilmiah dan Tokoh-Tokoh Pelopor

Jika ilmuwan diartikan sebagai seseorang yang menggunakan metode ilmiah, Francis Bacon adalah kandidat kuat. Melalui karyanya, Novum Organum (1620), Bacon mendorong pengumpulan data, pembuatan hipotesis, pengujian, dan penarikan kesimpulan. Ia menekankan pentingnya pengamatan dan eksperimen sebagai dasar memperoleh pengetahuan, berbeda dengan spekulasi metafisika klasik. Bacon sering disebut sebagai bapak metode ilmiah modern.

Namun, jauh sebelum Bacon, Revolusi Ilmiah di Eropa telah melahirkan tokoh-tokoh seperti Copernicus, Galileo, dan Newton, yang melakukan eksperimen penting. Galileo, dengan eksperimennya di Menara Pisa, dan Newton, dengan eksperimen optiknya, adalah contoh ilmuwan yang menguji teori melalui percobaan.

Zaman Keemasan Islam dan Kontribusi Ibn al-Haytham

Jauh sebelum Revolusi Ilmiah Eropa, ilmuwan Muslim pada Zaman Keemasan Islam telah mengembangkan eksperimen ilmiah yang sistematis. Ḥasan Ibn al-Haytham, yang lahir sekitar tahun 965 M, adalah salah satu tokoh terkemuka.

Ibn al-Haytham dikenal karena Kitab al-Manazir (Buku Optik), yang merevolusi pemahaman tentang cahaya. Ia membuktikan bahwa kita melihat karena cahaya masuk ke mata, merumuskan hukum pembiasan, menganalisis pembelahan cahaya, dan menemukan prinsip kamera lubang jarum. Pendekatan sistematis Ibn al-Haytham terhadap pengamatan dan pengulangan eksperimen membuatnya dianggap sebagai "ilmuwan sejati pertama di dunia" oleh Profesor Jim Al-Khalili.

Akar Rasionalitas di Yunani Kuno

Jika ilmuwan didefinisikan sebagai seseorang yang mencoba menjelaskan fenomena secara rasional, tanpa mengandalkan kekuatan supernatural, maka kita harus melihat ke Yunani kuno. Thales dari Miletus, yang hidup pada abad ke-7 hingga ke-6 SM, sering disebut sebagai orang pertama yang mencoba memahami alam tanpa mitos.

Meskipun teorinya tentang segala sesuatu yang berasal dari air tidak benar, Thales mencoba menjelaskan dunia dengan penalaran logis, dan dianggap sebagai salah satu tokoh awal dalam pengembangan pemikiran ilmiah.

Kesimpulan: Sebuah Definisi yang Tergantung

Jadi, siapa ilmuwan pertama di dunia? Jawabannya bergantung pada definisi. Jika berdasarkan gelar resmi, William Whewell adalah jawabannya. Jika berdasarkan perumusan metode ilmiah, Francis Bacon layak disebut. Jika berdasarkan pelopor eksperimen sistematis, Ibn al-Haytham adalah kandidat terkuat. Dan jika berdasarkan upaya pertama untuk menyingkirkan takhayul dalam memahami alam, Thales mungkin jawabannya.

Sejarah membuktikan bahwa semangat ingin tahu manusia tidak pernah padam. Dari Yunani kuno, dunia Islam abad pertengahan, hingga laboratorium modern, hasrat untuk memahami dunia adalah ciri khas umat manusia, dan inilah yang menjadikan kita semua, pada tingkat tertentu, seorang ilmuwan.

Scroll to Top