Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, menyampaikan pernyataan tegas terkait kesiapan pasukan Jerman menghadapi kemungkinan agresi Rusia terhadap negara-negara anggota NATO. Dalam wawancaranya, Pistorius menegaskan bahwa tentara Jerman siap menggunakan kekuatan mematikan jika diperlukan untuk membela sekutu NATO.
Pernyataan ini muncul seiring dengan peningkatan kehadiran militer Jerman di Lithuania, sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat sisi timur NATO. Pistorius menekankan bahwa seperti halnya kehadiran pasukan Inggris, Amerika, dan Prancis di Jerman untuk melindungi wilayah timur, Jerman juga berkewajiban memberikan kontribusi serupa di negara-negara Baltik dan Polandia.
Meskipun Jerman memiliki sejarah panjang dalam menahan diri terkait isu militer setelah Perang Dunia II, Pistorius meyakinkan bahwa pasukan Jerman saat ini siap untuk menghadapi ancaman Rusia. Ia menyatakan bahwa jika pencegahan gagal dan Rusia menyerang, pasukan Jerman akan bertindak tegas.
Pernyataan keras ini mendapat tanggapan dari Kremlin. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut pernyataan Pistorius sebagai sesuatu yang berbahaya dan sulit dipercaya. Ia bahkan menyatakan bahwa Jerman kembali menjadi ancaman.
Ketegasan Jerman ini sejalan dengan narasi yang berkembang di kalangan pejabat NATO mengenai potensi ancaman dari Rusia. Meskipun Moskow telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang NATO, para pemimpin aliansi terus menyuarakan kekhawatiran mereka.
Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, sebelumnya menyatakan bahwa Rusia sedang meningkatkan potensi militernya secara signifikan. Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga menyampaikan kekhawatiran serupa, dengan memperkirakan bahwa Rusia mungkin akan menguji kekuatan NATO dalam lima tahun mendatang.