Jakarta – Ketegangan perdagangan antara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) memanas. UE menyatakan kekecewaannya atas sikap AS yang dianggap menghambat tercapainya kesepakatan perdagangan. Sebuah peringatan keras dilayangkan: UE siap memberlakukan tarif balasan sebesar 30% terhadap produk-produk AS jika tidak ada titik temu hingga 1 Agustus 2025.
Presiden AS, Donald Trump, mengisyaratkan keterbukaan untuk diskusi lebih lanjut dengan UE dan mitra dagang lainnya sebelum tarif baru sebesar 30% diberlakukan. Pejabat UE dikabarkan akan bertolak ke AS untuk melakukan negosiasi.
"Mereka ingin mencapai kesepakatan yang berbeda, dan kami selalu terbuka untuk berunding, termasuk dengan Eropa. Faktanya, mereka akan datang. Mereka ingin berunding," ujar Trump.
Sebelumnya, Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif 30% terhadap sebagian besar impor dari UE dan Meksiko dalam waktu dekat. Pengumuman ini menyusul peringatan serupa kepada negara-negara lain, termasuk Jepang dan Korea Selatan, yang berpotensi dikenakan tarif 25%.
UE selama ini menahan diri dari langkah-langkah pembalasan guna menghindari eskalasi konflik yang semakin panas, sembari berharap masih ada peluang untuk mencapai hasil negosiasi yang lebih baik.
Namun, para menteri UE di Brussels menunjukkan kesiapan yang lebih besar untuk melakukan pembalasan. Mereka menyatakan ancaman tarif Trump sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima.
"Negara-negara anggota UE sepakat bahwa blok beranggotakan 27 negara ini perlu mengambil langkah-langkah balasan jika negosiasi perdagangan dengan AS menemui jalan buntu," tegas Kepala Perdagangan UE, Maros Sefcovic.
Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, mengungkapkan bahwa UE telah menyiapkan daftar tarif senilai US$ 24,5 miliar untuk barang-barang AS jika kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan.