Film Superman (2025) garapan David Corenswet dan Rachel Brosnahan menuai kontroversi di India. Badan Sensor Film Pusat (CBFC) India memutuskan untuk menghapus adegan ciuman antara Clark Kent dan Lois Lane dari versi yang akan ditayangkan di bioskop.
CBFC menilai adegan tersebut sebagai "visual sensual" dan dianggap tidak pantas untuk ditampilkan. Adegan pertama yang dipotong adalah saat Clark Kent mendekati Lois di dapur untuk berciuman. Adegan kedua yang terkena sensor adalah saat Superman memeluk Lois dan berciuman sambil terbang, adegan ikonik berdurasi 33 detik. CBFC memotong adegan tersebut tepat sebelum dan sesudah ciuman terjadi.
Film Superman sendiri telah lulus sensor pada 7 Juli dan mendapatkan rating 13+, yang berarti dapat ditonton oleh semua umur dengan anjuran bimbingan orang tua bagi anak-anak di bawah 13 tahun.
Keputusan ini memicu kemarahan dari sebagian penonton India. Mereka mengkritik standar ganda yang diterapkan CBFC, menyoroti film-film lain yang lolos sensor dengan adegan kekerasan brutal yang lebih eksplisit. Beberapa contoh yang disebutkan adalah film thriller Jaat dan film neo-noir Marco, yang lolos sensor meskipun menampilkan adegan pemenggalan kepala, penyiksaan, dan pembunuhan berdarah.
Aktris Shreya Dhanwanthary turut menyuarakan ketidaksetujuannya melalui media sosial, menyebut pemotongan adegan ciuman tersebut sebagai "konyol."
Kontroversi ini menambah daftar panjang film yang mengalami pemotongan adegan di India. Sebelumnya, film F1: The Movie dan Thunderbolts juga mengalami penyensoran. Dalam F1: The Movie, emoji jari tengah pada pesan teks yang ditampilkan di ponsel Brad Pitt diubah menjadi emoji kepalan tangan. Sementara itu, dalam Thunderbolts, kata-kata kasar tertentu dihapus atau diredam dari film.