Bitcoin Terkoreksi Setelah Sentuh Rekor Tertinggi, Apa yang Terjadi?

Bitcoin (BTC), raja aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, mengalami penurunan signifikan di sekitar US$116.000 setelah sebelumnya mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di kisaran US$123.000 pada 14 Juli 2025.

Menurut data terkini, harga Bitcoin sempat merosot dari US$122.600 ke titik terendah harian di US$116.300, yang berarti penurunan lebih dari 4% dalam 24 jam terakhir. Meskipun ada sedikit pemulihan di bawah US$117.000, kapitalisasi pasar BTC menyusut dari US$2,4 triliun menjadi US$2,32 triliun.

Aksi Jual Massal Picu Koreksi

Koreksi harga ini terutama disebabkan oleh aksi ambil untung setelah reli panjang yang terjadi sebelumnya. Data menunjukkan bahwa total keuntungan yang direalisasikan oleh investor dalam 24 jam terakhir mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp56,9 triliun.

Menariknya, sebagian besar keuntungan tersebut, sekitar 56%, berasal dari investor jangka panjang, yang telah memegang Bitcoin selama lebih dari 155 hari. Hal ini menunjukkan bahwa para pemegang jangka panjang memanfaatkan momentum harga tinggi untuk mengamankan keuntungan mereka.

Tekanan jual semakin meningkat setelah sebuah dompet Bitcoin kuno yang menyimpan sekitar 80.009 BTC kembali aktif. Dompet ini mentransfer hampir 17.000 BTC senilai sekitar US$2 miliar atau Rp32,5 triliun, dengan sebagian dikirim ke bursa kripto.

Pengaruh Faktor Makroekonomi

Aksi jual ini juga bertepatan dengan dimulainya Crypto Week di Amerika Serikat dan antisipasi rilis data ekonomi penting seperti Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI).

Dalam 24 jam terakhir, pasar kripto mencatat likuidasi posisi long senilai hampir US$389 juta dari total likuidasi sebesar US$467 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa banyak trader yang salah memprediksi arah pasar dan terpaksa keluar dari posisi mereka.

Sinyal Jenuh Beli dan Sentimen Pasar

Secara teknikal, Bitcoin telah memasuki zona jenuh beli (overbought) setelah reli yang berlangsung selama beberapa hari terakhir. Meskipun indikator MACD masih menunjukkan sinyal bullish, momentum harga mulai melambat, yang mengindikasikan kemungkinan koreksi lebih lanjut dalam waktu dekat.

Selain itu, laporan terbaru mengungkapkan bahwa spekulasi tentang potensi penurunan harga Bitcoin mulai meningkat. Banyak investor yang tampaknya memilih untuk menunggu harga turun lebih dalam sebelum kembali masuk, sementara sebagian lainnya mulai merasa lelah dan tidak pasti, yang turut memicu gelombang aksi jual saat ini.

Scroll to Top