Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya memberantas penyakit malaria, dan menunjukkan hasil menggembirakan dalam tiga tahun terakhir. Jumlah kasus malaria di Kaltim mengalami penurunan signifikan.
"Tren penurunan kasus malaria ini sangat baik, dan mendekatkan Kaltim pada target eliminasi malaria di tahun 2027," ujar seorang pejabat Dinas Kesehatan Kaltim.
Penurunan kasus malaria ini merupakan hasil dari berbagai program intervensi yang dilaksanakan secara intensif. Hal ini mengindikasikan bahwa strategi pencegahan dan penanganan malaria berjalan efektif.
Pada tahun 2023 tercatat 2.498 kasus malaria, kemudian turun 56 persen menjadi 1.096 kasus pada tahun 2024. Proyeksi tahun 2025 menunjukkan penurunan lebih lanjut hingga 51 persen, dengan perkiraan 536 kasus.
Peta endemisitas malaria di Kaltim juga menunjukkan perbaikan yang signifikan. Pada tahun 2023, Kabupaten Paser, Berau, dan Kutai Timur masih berstatus endemis tinggi, serta Penajam Paser Utara (PPU) endemis sedang.
Namun, pada tahun 2024, Penajam Paser Utara diperkirakan menjadi endemis sedang, sementara Paser, Berau, dan Kutai Timur berubah menjadi endemis rendah.
Dinas Kesehatan Kaltim memberikan perhatian khusus kepada pekerja yang sering beraktivitas di hutan, terutama di wilayah endemis malaria.
Petugas kesehatan menyediakan paket hutan yang berisi obat pencegahan malaria, kelambu, dan losion anti nyamuk. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat agar dapat bekerja tanpa khawatir terinfeksi malaria.
"Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kami terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya langkah-langkah pencegahan malaria," lanjut pejabat tersebut, seraya menyampaikan optimisme Kaltim akan mencapai target eliminasi malaria.