DAMASKUS – Situasi di Suriah selatan, khususnya di Suwayda, memanas setelah Israel melancarkan serangan udara di tengah konflik yang berkecamuk antara kelompok suku Badui dan pejuang Druze. Serangan ini terjadi beberapa jam setelah pemerintah Suriah mengumumkan gencatan senjata.
Kementerian Dalam Negeri Suriah menuding kelompok bersenjata melanjutkan serangan terhadap pasukan pemerintah dengan sokongan udara dari Israel. Suriah mengecam keras intervensi Israel sebagai pelanggaran hukum internasional.
Sheikh Hikmat al-Hajri, tokoh Druze berpengaruh, justru menuding pasukan pemerintah Suriah yang melanggar gencatan senjata. Serangan udara Israel terjadi setelah al-Hajri menyerukan pejuang lokal untuk melawan apa yang disebutnya sebagai serangan brutal dari pasukan pemerintah Suriah.
Israel mengklaim serangan mereka bertujuan melindungi minoritas Druze, yang dianggap sebagai sekutu potensial. Menteri Urusan Diaspora Israel, Amichai Chikli, menyatakan Israel tidak bisa "berdiam diri" saat Druze terlibat pertempuran dan menuding Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa sebagai pemimpin yang tidak sah.
Konflik antara suku Badui dan pejuang Druze di Suwayda telah menelan lebih dari 30 korban jiwa dan melukai lebih dari 100 orang sejak Minggu. Perseteruan lama antara kedua kelompok ini seringkali berujung pada kekerasan.
Utusan Amerika Serikat untuk Suriah, Tom Barrack, menyatakan bahwa Washington telah berkomunikasi dengan semua pihak untuk meredakan ketegangan.
"Situasi di Suwayda semakin memburuk, dengan serangan pesawat tak berawak dan udara Israel yang diklaim mendukung pejuang Druze," ungkap Osama Bin Javaid dari Al Jazeera di Damaskus.
Pemerintah Suriah sebelumnya mendeklarasikan gencatan senjata total melalui Menteri Pertahanan Murhaf Abu Qasra. Pengumuman ini muncul setelah pengerahan pasukan pemerintah untuk menghentikan pertempuran antara suku Badui dan pejuang lokal.
Konflik terbaru ini merupakan gelombang kekerasan paling mematikan sejak pertempuran antara anggota komunitas Druze dan pasukan keamanan menewaskan puluhan orang pada bulan April dan Mei.
Populasi Druze Suriah diperkirakan sekitar 700.000 jiwa, dengan Suwayda menjadi pusat komunitas terbesar. Sekte keagamaan Druze merupakan kelompok minoritas yang berasal dari cabang Syiah Islam pada abad ke-10.
Sejak penggulingan Bashar al-Assad, kekhawatiran muncul mengenai hak dan keselamatan kaum minoritas di bawah pemerintahan baru, yang juga berjuang untuk memulihkan keamanan.
Israel telah melancarkan ratusan serangan udara di Suriah sejak Desember 2024. Serangan terbaru ini terjadi di tengah konflik yang terus berlanjut di Jalur Gaza dan serangan terhadap wilayah lain seperti Tepi Barat, Lebanon, Iran, dan Yaman.