Kucing peliharaan bernama Pepper kembali mencuri perhatian dunia ilmiah. Setelah tahun lalu berperan penting dalam penemuan jeilongvirus pertama di Amerika Serikat, kini Pepper berkontribusi dalam identifikasi galur baru orthoreovirus. Orthoreovirus sendiri adalah genus virus yang termasuk dalam famili Reoviridae, dan bisa ditemukan pada berbagai jenis hewan, mulai dari burung, mamalia, hingga reptil.
Awal mula penemuan ini berawal ketika pemilik Pepper, seorang ahli virologi, membawa seekor tikus tanah ekor pendek Everglades yang sudah mati—hasil tangkapan Pepper—ke laboratorium untuk diuji. Pengujian dilakukan sebagai bagian dari penelitian berkelanjutan tentang penularan virus cacar rusa.
Hasil analisis mengejutkan. Tikus tanah tersebut ternyata terinfeksi oleh strain orthoreovirus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya. Perlu diketahui, virus dari genus ini diketahui berpotensi menginfeksi manusia.
Meskipun efek orthoreovirus pada manusia masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, ada beberapa laporan kasus langka yang menghubungkan virus ini dengan penyakit seperti ensefalitis, meningitis, dan gastroenteritis pada anak-anak.
Tim peneliti kemudian berhasil memetakan rangkaian kode genom lengkap virus baru ini, dan memberinya nama strain virus orthoreovirus mamalia tikus Gainesville tipe 3 UF-1. Rincian penemuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Microbiology Resource Announcements edisi Juni 2025.
Salah satu peneliti mengungkapkan bahwa masih banyak hal yang belum diketahui tentang virus baru ini, sehingga menimbulkan kekhawatiran. Orthoreovirus mamalia sebelumnya dianggap sebagai virus "yatim piatu" yang tidak terkait dengan penyakit pada mamalia, termasuk manusia. Namun, belakangan ini, virus tersebut dikaitkan dengan gangguan pernapasan, sistem saraf pusat, dan pencernaan.
Layaknya virus influenza, orthoreovirus memiliki kemampuan untuk menggabungkan materi genetik dari dua jenis virus yang berbeda saat menginfeksi sel inang, yang berpotensi menciptakan virus baru.
Penemuan ini menggarisbawahi pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memahami cara penularan, prevalensi, serta potensi dampak orthoreovirus pada manusia dan hewan. Langkah selanjutnya adalah melakukan studi serologi dan imunologi untuk memahami ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh virus orthoreovirus mamalia tikus Gainesville tipe 3 UF-1 terhadap kesehatan manusia, satwa liar, dan hewan peliharaan.
"Ini adalah studi oportunistik. Mengapa mengubur hewan mati begitu saja, padahal kita bisa mendapatkan informasi berharga dengan mengujinya?" ujar salah satu peneliti. Penemuan ini sekali lagi membuktikan bahwa bahkan hal-hal kecil seperti perilaku berburu seekor kucing dapat memberikan kontribusi besar bagi dunia ilmu pengetahuan dan kesehatan.