Gelombang serangan drone bermuatan bahan peledak kembali menghantam wilayah otonomi Kurdistan di Irak utara, Rabu (16/7) dini hari. Tiga ladang minyak menjadi sasaran, menyusul serangkaian serangan serupa yang memaksa penghentian operasi di ladang minyak yang dikelola perusahaan Amerika Serikat.
Dalam beberapa pekan terakhir, Kurdistan, Irak, menjadi target rentetan serangan drone dan roket. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas aksi-aksi tersebut.
Serangan terbaru ini menambah daftar ladang minyak yang diserang menjadi lima dalam kurun waktu seminggu.
Menurut badan kontraterorisme Kurdistan, pada pukul 06.00 dan 06.15 (waktu setempat), dua drone bermuatan bahan peledak menyerang ladang Peshkabir yang dioperasikan oleh perusahaan minyak Norwegia, DNO, di distrik Zakho. Selang satu jam kemudian, sekitar pukul 07.00, ladang Tawke yang juga dioperasikan DNO di wilayah yang sama turut dihantam drone serupa.
Serangan-serangan tersebut dilaporkan hanya menimbulkan kerusakan materi.
Pada pukul 07.14, giliran ladang minyak yang dikelola perusahaan AS, Hunt Oil di provinsi Dohuk, menjadi sasaran. Serangan ini tidak menyebabkan korban jiwa maupun kerusakan berarti.
Irak, yang sudah lama dilanda konflik, kerap menjadi arena perebutan pengaruh regional antara Iran, Amerika Serikat, dan sekutunya.
Serangan ini terjadi sehari setelah serangan drone memaksa perusahaan AS, HKN Energy, menghentikan operasi di ladang minyak Sarsang di Duhok.
Sebelumnya, pada Senin (14/7), sebuah drone ditembak jatuh di dekat bandara Arbil. Dua drone lainnya menghantam ladang minyak Khurmala di provinsi yang sama, menyebabkan kerusakan material.