TOKYO – Jepang menyatakan bahwa mereka menghadapi situasi keamanan paling menantang sejak Perang Dunia II, terutama karena peningkatan aktivitas militer oleh China, Rusia, dan Korea Utara di kawasan Asia Timur.
Menteri Pertahanan Jepang menyatakan bahwa tatanan perdamaian global saat ini sedang diuji secara serius, dan Jepang berada dalam lingkungan keamanan yang paling kompleks di era pascaperang.
Laporan pertahanan tahunan terbaru menyoroti bahwa aktivitas militer China merupakan tantangan strategis terbesar bagi Jepang. China terus meningkatkan kemampuan militernya secara signifikan, baik secara kualitas maupun kuantitas, sambil meningkatkan aktivitas di sekitar wilayah sengketa, khususnya Kepulauan Senkaku (Diaoyu).
Dokumen tersebut juga menyoroti potensi persaingan yang semakin intensif antara China dan Amerika Serikat, yang merupakan sekutu penting bagi Jepang. Meningkatnya aktivitas militer China di sekitar Taiwan juga dianggap sebagai ancaman. China berusaha menciptakan fakta yang sudah terjadi dengan meningkatkan kemampuan tempurnya di wilayah tersebut. Tindakan PLA di Laut Cina Selatan juga menjadi perhatian Jepang karena jalur laut utama Tokyo melintasi wilayah tersebut.
Selain China, laporan tersebut juga menyoroti peningkatan kerja sama antara PLA dan angkatan bersenjata Rusia, termasuk penerbangan pesawat pengebom gabungan dan patroli angkatan laut di dekat Jepang. Kegiatan ini dianggap sebagai upaya untuk menunjukkan kekuatan terhadap Jepang. Jet tempur Jepang melakukan ratusan pencegatan sebagai respons terhadap pesawat China dan Rusia yang mendekat.
Invasi Rusia ke Ukraina dan peningkatan kekuatan militer Rusia menjadi kekhawatiran, mengingat status Jepang sebagai sekutu utama AS. Keamanan Eropa dan Indo-Pasifik dianggap tidak terpisahkan, dan perang seperti di Ukraina dapat terjadi di kawasan tersebut. Rusia telah mengerahkan perangkat keras militer terbaru ke Pasifik, termasuk penambahan pasukan, rudal, dan pesawat tempur ke pulau-pulau di utara Jepang yang diklaim sebagai wilayah kedaulatan Jepang.
Sementara itu, Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik yang mampu menjangkau seluruh kepulauan Jepang. Aktivitas militer Korea Utara dianggap sebagai ancaman yang lebih serius dan mendesak bagi keamanan Jepang.
Kekhawatiran Jepang ini sejalan dengan pernyataan dari Komando Indo-Pasifik militer AS, yang menyoroti modernisasi militer China yang belum pernah terjadi sebelumnya dan perilaku agresif yang mengancam AS, sekutu, dan mitranya. Kerja sama yang semakin erat antara China, Rusia, dan Korea Utara juga dianggap sebagai ancaman yang semakin besar bagi keamanan nasional AS dan stabilitas regional.