Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) bergerak cepat mewujudkan transformasi digital hingga ke pelosok desa. Tahun ini, target ambisius dicanangkan: menyediakan akses internet cuma-cuma bagi 841 desa di seluruh Kaltim.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, menegaskan komitmen ini sebagai wujud dukungan pemerintah daerah dalam mendorong digitalisasi di area pedesaan. Program ini akan menyediakan satu titik layanan publik dengan biaya langganan ditanggung pemerintah.
Namun, tantangan di lapangan tidaklah mudah. Keterbatasan infrastruktur, terutama ketersediaan listrik, menjadi kendala utama. Oleh karena itu, strategi implementasi dilakukan bertahap, menyesuaikan dengan kondisi geografis dan infrastruktur yang tersedia di masing-masing desa.
Diskominfo Kaltim telah melakukan pemetaan dan inventarisasi untuk menentukan teknologi yang paling sesuai untuk setiap desa. Prioritas utama adalah penggunaan fiber optik (FO) karena kecepatan dan kestabilannya. Desa yang tidak terjangkau FO namun memiliki sinyal wireless akan memanfaatkan jaringan Orbit dari Telkomsel. Sementara untuk desa-desa terpencil tanpa FO, wireless, dan listrik, solusi yang diambil adalah pemasangan Starlink yang didukung oleh panel surya.
Hingga awal Juni, 50 desa telah menikmati akses internet melalui FO. Targetnya, 716 desa akan terhubung melalui anggaran murni, dan 125 desa lainnya melalui anggaran perubahan, sehingga total 841 desa akan terhubung pada akhir tahun.
Faisal juga menekankan pentingnya sinergi dengan pemerintah pusat. Meskipun kewenangan telekomunikasi kini berada di pusat, Undang-Undang Cipta Kerja membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk terlibat aktif. Ia berharap pemerintah pusat, melalui Komdigi, dapat melibatkan provinsi dan daerah sebagai perpanjangan tangan dalam mempercepat digitalisasi.
Lebih lanjut, ia mengusulkan agar pemerintah pusat menyediakan Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik bagi daerah guna mendukung program digitalisasi desa.
Dengan inisiatif internet gratis ini, Kaltim ingin membuktikan bahwa desa bukan lagi wilayah yang terisolasi secara digital, melainkan menjadi ujung tombak kemajuan bangsa.