Gelombang Protes Nasional Guncang Amerika Serikat, Kebijakan Trump Jadi Sorotan

Ribuan warga Amerika Serikat dari berbagai penjuru negeri bersiap turun ke jalan pada hari Kamis untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap serangkaian kebijakan kontroversial Presiden Donald Trump. Aksi unjuk rasa yang dijadwalkan berlangsung di lebih dari 1.600 lokasi ini menargetkan kebijakan deportasi massal, pemangkasan dana Medicaid, dan program bantuan sosial lainnya yang dianggap merugikan masyarakat miskin.

Aksi nasional bertajuk "Good Trouble Lives On" ini merupakan bentuk penghormatan kepada mendiang John Lewis, seorang tokoh penting dalam gerakan hak-hak sipil dan anggota kongres yang dikenal gigih memperjuangkan keadilan. Demonstrasi akan digelar di berbagai tempat strategis, mulai dari jalanan hingga gedung pengadilan, dengan seruan agar aksi berjalan damai.

Menurut salah seorang tokoh dari kelompok Public Citizen, saat ini Amerika Serikat tengah menghadapi masa-masa sulit. Mereka menilai munculnya otoritarianisme dan pelanggaran hukum di pemerintahan telah mengancam hak-hak, kebebasan, dan harapan akan demokrasi. Public Citizen, sebuah lembaga nirlaba yang aktif melawan kekuatan korporasi, turut menjadi bagian dari koalisi kelompok yang mengorganisir aksi protes ini.

Beberapa kota besar seperti Atlanta, St. Louis, Oakland, Chicago, dan Annapolis, diprediksi akan menjadi pusat aksi protes dengan jumlah peserta yang signifikan.

Penolakan terhadap kebijakan Trump dalam masa jabatan keduanya terutama dipicu oleh kebijakan deportasi dan taktik penegakan hukum imigrasi yang dinilai represif. Ketegangan meningkat setelah aparat federal melakukan penangkapan massal di perkebunan ganja di California Selatan, yang berujung pada jatuhnya korban jiwa. Insiden ini terjadi setelah pengerahan pasukan Garda Nasional oleh Trump untuk mengamankan gedung-gedung federal dan melindungi agen imigrasi yang melakukan penangkapan di Los Angeles.

Scroll to Top