Kabar mengejutkan datang dari Korea Selatan, LG dikabarkan membatalkan rencana investasi besar dalam proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Nilai investasi yang semula digadang-gadang mencapai 11 triliun won atau sekitar Rp130 triliun ini (dengan asumsi kurs Rp11.826 per won), kini tidak akan terealisasi.
Konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan beberapa mitra lainnya dilaporkan telah resmi menarik diri dari proyek tersebut. "Setelah mempertimbangkan kondisi pasar dan iklim investasi, kami memutuskan untuk mengakhiri proyek ini," ungkap seorang perwakilan LG Energy Solution.
Meskipun membatalkan investasi ini, LG menegaskan bahwa mereka akan tetap menjalankan bisnis lain di Indonesia, termasuk pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), sebuah perusahaan patungan dengan Hyundai Motor Group.
Sebelum mengambil keputusan penting ini, pihak konsorsium telah berdiskusi dengan Pemerintah Indonesia. Namun, detail mengenai siapa saja pihak yang terlibat dalam pembicaraan tersebut tidak diungkapkan.
Alasan utama pembatalan investasi ini adalah perubahan lanskap industri, khususnya terkait kendaraan listrik. LG melihat adanya perlambatan sementara dalam permintaan EV secara global.
Padahal, sebelumnya Pemerintah Indonesia dan konsorsium LG berencana membangun ekosistem dan rantai pasok baterai EV yang komprehensif, mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor dan katoda, hingga pembuatan sel baterai.
Hingga berita ini diturunkan, konfirmasi dari Menteri Investasi dan Hilirisasi terkait kabar ini masih belum diperoleh.