TOBOALI – Kabupaten Bangka Selatan (Basel) mencatatkan peningkatan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang mengkhawatirkan pada semester pertama tahun 2025. Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Basel melaporkan enam kasus baru sejak Januari hingga Juni 2025.
Menurut keterangan pihak DKPPKB Basel, temuan kasus HIV baru ini didominasi oleh praktik seks bebas, terutama di kalangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Kategori laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) menjadi penyumbang terbesar kasus. Selain itu, kasus juga ditemukan pada populasi umum dan wanita pekerja seks (WPS). Mayoritas penderita berada dalam usia produktif, antara 20 hingga 40 tahun ke atas.
Pemerintah daerah berupaya keras untuk menekan laju peningkatan kasus HIV di Basel. Praktik seksual yang tidak aman, khususnya bergonta-ganti pasangan, menjadi faktor utama risiko penularan HIV. Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh, menyebabkan penderitanya rentan terhadap penyakit lain. Jika tidak ditangani, HIV dapat berkembang menjadi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), stadium akhir infeksi HIV di mana sistem kekebalan tubuh hancur total.
HIV adalah penyakit seumur hidup, namun pengobatan dapat memperlambat perkembangan virus dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Sayangnya, banyak penderita enggan mengonsumsi obat, yang menjadi penyebab utama kematian terkait HIV.
Sejak tahun 2010 hingga Juli 2025, tercatat 52 orang secara rutin menjalani pengobatan HIV. DKPPKB Basel terus menggalakkan edukasi dan sosialisasi agar masyarakat, terutama kelompok berisiko, mau melakukan pemeriksaan dini HIV. Pemeriksaan ini tersedia gratis di Puskesmas dan rumah sakit dengan jaminan kerahasiaan identitas.
Meskipun kesadaran masyarakat masih rendah, pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan partisipasi dalam deteksi dini HIV, khususnya bagi individu yang memiliki perilaku berisiko tinggi.