Bunga Kredit Bank Tinggi, BI Dorong Penurunan Lebih Lanjut

Bank Indonesia (BI) menyoroti tingginya suku bunga kredit perbankan, meskipun BI Rate telah mengalami penurunan. Kondisi ini dinilai menjadi penghambat ekspansi kredit.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bahwa suku bunga kredit perbankan tercatat 9,16% pada Juni 2025, sedikit berubah dari 9,18% pada Mei 2025. Padahal, BI Rate sudah diturunkan 25 bps pada Mei 2025. Dampaknya, suku bunga INDONIA terus menyusut menjadi 5,14% per 15 Juli 2025, dari 5,77% sebelum penurunan BI-Rate.

Suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan juga mengalami penurunan. Sebelum penurunan BI-Rate, suku bunga SRBI masing-masing sebesar 6,40%, 6,44%, dan 6,47%. Setelahnya, turun menjadi 5,85%; 5,86%; dan 5,87% per 11 Juli 2025.

Imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 2 tahun menyusut dari 6,13% menjadi 5,86%, dan tenor 10 tahun turun dari 6,71% menjadi 6,56%. Namun, suku bunga deposito 1 bulan justru naik dari 4,81% pada Mei 2025 menjadi 4,85% pada Juni 2025, karena persaingan bank untuk mendapatkan pendanaan.

Pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2025 sebesar 7,77% (yoy), lebih rendah dibandingkan Mei 2025 sebesar 8,43% (yoy). Dari sisi penawaran, hal ini dipengaruhi oleh sikap perbankan yang lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit, di tengah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat menjadi 6,96% (yoy) pada Juni 2025.

Kondisi ini mendorong bank untuk lebih memilih menempatkan dana pada surat berharga dan memperketat standar penyaluran kredit.

Berdasarkan penggunaannya, kredit investasi, konsumsi, dan modal kerja masing-masing tumbuh sebesar 12,53% (yoy), 8,49% (yoy), dan 4,45% (yoy) pada Juni 2025.

Ke depan, Bank Indonesia berharap suku bunga kredit perbankan dapat terus menurun agar dapat mendorong penyaluran kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Scroll to Top